29 Des 2011

Pesan Akhir 2011 sebelum 2012

Bagi orang beriman, waktu takkan dibiarkan berlalu percuma, takkan ada sisa waktu kecuali untuk beribadah, berjuang berhabis-habisan mencari pahala sebanyak-banyaknya. Sebab kita akan diminta pertanggung jawab untuk setiap detik waktu yang telah kita lalui didunia tika akhirat nanti.

Modal bagi orang Muslim dalam kehidupan dunia ini adalah kesempatan waktu yang sangat singkat, denyut-denyut jantung yang terbatas, dan hari-hari yang terus berganti. Bagi orang yang memanfaatkan kesempatan dan detik-detik waktu tersebut untuk kebajikan dan berjuangan mengakkan agama Allah SWT, maka beruntunglah ia. Tapi bagi yang menyia-nyiakannya, ia telah membuang kesempatan yang tidak akan terulang selamanya.

Makna Waktu Bagi Orang Mukmin

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasihat-menasihati supaya menetapi kebenaran” Qs. Al-Ashr: 1-3

Allah SWT bersumpah dengan masa yaitu kesempatan yang tersedia untuk menggapai keberuntungan bagi orang-orang Mukmin dan kesempatan yang disia-siakan oleh orang yang lalai dan leka. Dalam perjalan waktu pula terdapat pelajaran dan suri teladan bagi orang-orang yang memiliki mata hati. yaitu AlQur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Lihat Firman Allah SWT

“Dan, Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan, bintang itu ditundukkan untukmu dengan perintahNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar ada tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memahaminya” (Qs. An Nahl:12)

Oleh karena itu tidak ada yang lebih mahal di atas muka bumi ini dari umur yang dikaruniakan Allah SWT kepada manusia. Rasulullah SAW bersabda:”Kedua kaki seorang hamba tidak akan melangkah pada hari Kiamat sehingga ia ditanya terlebih dahulu tentang empat perkara yaitu, tentang umurnya, untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya, untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan dan tentang ilmunya, untuk apa ia gunakan”

Rasulullah SAW bersabda:” Pergunakan untuk mendapatkan keberuntungan lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya, Yaitu masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sihatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang masa matimu”

Umur manusia adalah musim tanam di dunia ini dan manusia akan memetik hasil tanaman itu di akhirat nanti. Maka tidak layak bagi seorang Muslim membuang kesempatan dan membelanjakan modal hidupnya di dalam hal-hal yang tidak berguna. Dalam hal ini Allah SWT menyebutkan dua saat di mana manusia menyesali dirinya yaitu: Pada saat menanti ajal tiba, yaitu ketika ia sedang berada dalam keadaan akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat. Yang kedua yaitu Di akhirat kelak, dimana seluruh amal diberi balasan. Syurga atau Neraka yang akan menanti

1. Syukur atas Usia yang diberikan Allah
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada. Dia telah wafat, menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala dengan membawa amal shalehnya dan mempertanggungjawabkan kesalahannya. Sementara kita saat ini masih diberi Allah kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah.
Sementara, lepas dari masalah ajal yang akan datang menjemput sewakatu-waktu, terkadang kita menganggap usia kita yang dibanding Rasulullah saw. yang wafat pada usia 63 tahun, kita merasa masih jauh dari angka itu. Padahal bisa jadi hitungan umur kita telah lebih banyak dari yang kita tetapkan. Karena itu sangat tidak layak apabila seseorang yang masih diberi kesehatan, kelapangan rizki dan kesempatan untuk beramal lalai bersyukur pada Allah dengan mengabaikan perintah-perintahNya serta sering melanggar larangan-laranganNya.

2. Muhasabah (introspeksi diri) dan istighfar.
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur’an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18).

Ayat ini memperingatkan kita untuk mengevaluasi perbuatan yang telah kita lakukan pada masa lalu agar meningkat di masa datang yang pada akhirnya menjadi bekal kita pada hari kiamat kelak.
Rasulullah saw bersabda : "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Dalam sebuah atsar yang cukup mashur dari Umar bin Khaththab ra beliau berkata :
"Hitunglah amal kalian, sebelum dihitung oleh Allah"

…Waktu yang berlalu, tidak dapat diulang kembali…Buat dan pilih yang terbaik untuk sekarang, agar tidak menyesal lagi di kemudian hari…

Manfaatkan waktu untuk memilih jalan hidup sesuai dengan keinginan dan pilihan hati. Pilih jalan hidup dengan ilmu dan logika bukan dengan nafsu dan kenikmatan sesaat belaka. Jangan habiskan hidup ini dengan pilihan yang salah. Karena waktu itu terlalu panjang dan tidak nikmat bila di lalui dengan pilihan yang tidak tepat.

1 komentar:

Fahrie Sadah mengatakan...

Waktu ibarat pedang.. hehe, maka potonglah sebelum dipotong

Posting Komentar

terima kasih sudah meninggalkan tilasan disini.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes