15 Okt 2008

antara kasih dan masa depan.

Betapa berat hati ini...
tak percaya secepat ini...
perpisahan telah menanti..
saat pertama kali cinta bersemi..
ingin rasanya lebih lama bersamamu...
tapi apalah daya ragaku..;
kau yang selalu jadi inspirasiku..
kini telah ku tinggalkan dalam sendu...
ingin rasa hati ini memberontak, berteriak...
untuk tetap bersamamu..
tak rela ku tinggalkanmu..
tapi ku paksakan untuk itu...
untuk masa depanku..
ku harap bisa dipertemukan lagi denganmu..
untuk melepas beban rindu..

Nasihat Orang-tua



Ketika hati ini gundah...
dalam perjalanan hidup yang nampak indah...
ketika rasa ini pahit...
dalam perjalanan hidup yang ku tempuh...
dalam kegelisahan diri yang berlebih...
dalam setiap permasalahan yang melintas
waktu itu...
tak ada pegangan untuk diri bertahan...
tak ada kawan untuk bersandar merebah diri...
tak ada tempat untuk untuk berlabuh hati yang rapuh...
dapatlah ku pesan dari kakak iparku...
lewat HP buntutku N6070 berdering...dengan nyaring.
yang berisi...
"kamu disitu juga harus prihatin dan jangan lupa banyak berdo'a,
kami sekeluarga juga berdo'a supaya kamu cepat selesainya,
ingat nasihat orang tua, 'jangan lupa sholat juga sering puasa
".demikianlah isinya...

Perpisahan


Hancur harapanku...
menangis hatiku karenanya...
ku kunci hatiku...kasihku terabaikan...
biarlah rindu dikejauhan, pergilah...
senyuman yang kau berikan...hanyalah kenangan lalu yang ku simpan dalam hatiku...
senyuman yang kau ukirkan...ku suka itu..
di bibirku ucapkan met jalan...dalam hatiku ku bersedih...
tapi dia tiada mengetahui...
yang selama ini menyemangatiku telah pergi..entah kapan kembali...?
biarpun kini dia telah pergi...
aku yakin ku bisa jalani semua ini...mungkin susah tapi ku harus bisa..
karena sekarang dia telah ngga ada..pergi jauh kesana..kearah matahari tenggelam..
meskipun ku telah menemuinya untuk terakhir kalinya...
meski terasa ku ingatkannya...
masih tertinggal bayangannya...dalam hatiku
ku sungguh tidak percaya...semua terasa mimpi belaka...
tapi apalah daya..aku tidak bisa berbuat apa-apa..
ku juga hanya bisa ucapkan met jalan saja...
tapi dia mungkin tak tahu perasaanku saat itu...saat terakhir dalam pertemuan itu...

Pandanglah..




12 Okt 2008

Inyong




potret





Selaksa Pesona


Beribu hari ku lalui...
beribu aksara ku arungi...
selaksa pesona yang ku cari..


tantangan telah ku coba..
terjalnya angka dalam aksara.
untuk meraih cita demi cinta... kepada-Mu


dari masyriq sampai maghrib...
telah ku arungi dari hari ke hari..
tanpa letih keluh dan kesah..;
hanya untuk kasih sayang dan ridlo-Mu


ya Alloh mudahkanlah urusan kami

tunjukanlah jalan lurus-Mu kepada kami...
jalan orang-orang yang Engkau ridloi...
bukan jalan orang -orang yang Engkau murkai...


ya Alloh.... ampunilah dosa-dosa kami..
serta kedua orang-tua kami dan saudara-saudara kami...
yang telah mengasihi kami sedari kecil...
yang telah mengajarkan kami untuk lebih mangenal-Mu...
melalui islam dan iman..... yang Kau ridloi....;

Kegundahan Hati



Ku tak tahu apa yang terjadi pada diriku ini, kadang bahagia tapi tak jarang pula merasa sedih, kadang punya harapan tapi juga sering takut karena harapan. Hati ini pengen menyendiri, berkhalwat, menyepi, menelusuri lembah kekhawatiran, melintasi jurang kegundahan, berjalan diantara dinding ketakutan, diantara tembok kegelisahan.

Hati ini kesepian yang membutuhkan teman, kawan yang mengerti, yang memahami apa yang ku mau, apa yang ku cari. Tapi sampai kini tak ada yang seperti itu, tak ada teman seperti yang kumau, cuma pena ini dan buku ini yang setia menemani, yang mengerti apa yang kumau, yang setia menguraikan kegundahan hati kegelisahan diri ketakutan yang terlalu dan harapan yang samar.


Mimpiku, rasaku bahkan asaku selalu diliputi yang tak ada, yang jauh dimata, ya.... itulah keluargaku, temanku, kampung lamaku yang selalu mengikuti bahakn disini hingga kini. Ku tak tahu apa yang terjadi pada mereka hingga ku mengkhawatirkan mereka.


Hatiku takut, rasaku getir terasa karena apa yang terjadi pada diriku, harapanku, asaku, citaku tak terpaku, masih terasa ngambang di awan diantara teratai petang, yang tak kelam dimakan zaman, seperti air yang tak jelas diatas daun talas,seperti daun gugur yang di terbangkan angin, seperti sampah yang terbawa arus.


Diriku seperti gua yang gelap tanpa kehidupan, tanpa cahaya kebahagiaan, tanpa pancaran harapan. pendirianku rapuh yang tak kuat menahan goncangan, yang tak sanggup menahan terpaan angin, yang tak kuasa akan coabaan. perasaanku selalu takut karena samarnya harapan, karena gelapnya jalan yang kan kutempuh tanpa cahaya tanpa arah dan tujuan.


Ini semua ingin ku adukan pada-Mu, ingin ku tanyakan pada-Mu yang menguasai semesta, yang mencipta akan rasa, yang memberi harapan, yang menguatkan semua pendirian, yang memberi petunjuk dan cahaya kepada setiap insan.


Kepada-Mu lah ku kembali dan di kembalikan dengan semua urusan.

Semua Telah Jauh

Kawanku telah ku tinggalkan
kasihku telah terabaikan
cintakupun tercampakan
karena perpisahan yang menghadang
karena tujuan masa depan...

Semakin lama rasa ini semakin jauh
waktu yang selalu menggodaku dengan perubahannya
dari detik ke manit lalu ke jam hingga ke hari sampai juga ke bulan
bahkan mungkin sampai tahun
tapi ku tetap begini...

Aku adalah aku
yang lalu biarlah berlalu
yang jauh biarlah menjauh
dan yang dekat biarkan pula menjauh
karena ku tak dapat mencegah semua itu...

Pendirian ini akan tetap utuh
walau angin membawa godaan
walau burung saling mencela
walau daun menari sedih
hatiku tetap tak akan rapuh...

Telah ku mantapkan bagai karang
telah ku kokohkan bagai batu
karena ku yakin akan masa depanku
dan ku yakin akan pertemuan nanti
pasti semua itu kan kembali....... padaku....

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes