27 Mei 2011

Masjid Hassan II

Masjid Hassan II By: Burhan Ali
Masjid Hassan II (baca : hasan tsani) adalah sebuah permata arsitektur modern. Masjid besar yang terletak di jantung kota Casablanca adalah bangunan yang langsung mendominasi pandangan para wisatawan, disebut-sebut sebagai masjid terbesar dan terindah di Maroko. Masjid ini berdiri di outcropping berbatu di atas laut. Masjid besar ini dibangun sebagai peringatan ulang tahun Raja Hassan II yang ke 60. Konstruksi dimulai tahun 1980 dan selesai pada tahun 1993. Menara Masjid ini mempunyai ketinggian 200 meter. Arsiteknya adalah Michel Pinseau yang berkebangsaan Prancis, sementara untuk pengerjaan seni dan detil dilakukan oleh para seniman terbaik Maroko. Uniknya,  Masjid Hassan II adalah  satu-satunya masjid di Maroko yang boleh di masuki oleh orang-orang non muslim.

26 Mei 2011

Lelaki Penghuni Surga

Malam telah larut, ketika seorang pemuda bernama Sa’ad bin Abi Waqqash terbangun dari tidurnya. Baru saja ia bermimpi yang sangat mencemaskan. Ia merasa terbenam dalam kegelapan, kerongkongannya terasa sesak, nafasnya terengah-engah, keringatnya bercucuran, keadaan sekelilingnya gelap-gulita. Dalam keadaan yang demikian dahsyat itu, tiba-tiba dia melihat seberkas cahaya dari langit yang terang-benderang. Maka dalam sekejap, berubahlah dunia yang gelap-gulita menjadi terang benderang dengan cahaya tadi. Cahaya itu menyinari seluruh rumah penjuru bumi. 

Bersaman dengan sinar yang cemerlang itu, Sa’ad bin Abi Waqqash melihat tiga orang lelaki, yang setelah diamati tidak lain adalah Ali bin Abi Thalib r.a., Abu Bakar bin Abi Quhafah dan Zaid bin Haritsh. 

Sejak ia bermimpi yang demikian itu, mata Sa'ad bin Abi Waqqash tidak mau terpejam lagi. Kini Sa’ad bin Abi Waqqash duduk merenung untuk memikirkan arti mimpi yang baginya sangat aneh. Sampai sinar matahari mulai meninggi, rahasia mimpi yang aneh tersebut masih belum terjawab. Hatinya kini bertanya-tanya, berita apakah gerangan yang hendak saya peroleh. Seperti biasa, di waktu pagi, Sa’ad dan ibunya selalu makan bersama-sama. Dalam menghadapi hidangan pagi ini, Sa’ad lebih banyak berdiam diri. Sa’ad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Namun, mimpi semalam dirahasiakannya, tidak diceritakan kepada ibu yang sangat dicintai dan dihormatinya. Sedemikian dalam sayangnya Sa’ad pada ibunya, sehingga seolah-olah cinta Sa’ad hanya untuk ibunya yang telah memelihara dirinya sejak kecil hingga dewasa dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan. 

Pekerjan Sa’ad adalah membuat tombak dan lembing yang diruncingkan untuk dijual kepada pemuda-pemuda Makkah yang senang berburu, meskipun ibunya terkadang melarangnya melakukan usaha ini. Ibu Sa’ad yang bernama Hamnah binti Suyan bin Abu Umayyah adalah seorang wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Disamping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat setia kepada agama nenek moyangnya, yaitu penyembah berhala. Pada suatu hari tabir mimpi Sa'ad mulai terbuka, ketika Abu Bakar mendatangi Sa'ad di tempat pekerjaannya dengan membawa berita dari langit tentang diutusnya Muhammad Saw, sebagai Rasul Allah. Ketika Sa’ad bertanya, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Muhammad Saw, dijawab oleh Abu Bakar : dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib r.a., dan Zaid bin Haritsh. Muhammad Saw, mengajak manusia menyembah Allah Yang Esa, Pencipta langit dan bumi. Seruan ini telah mengetuk pintu hati Sa’ad untuk menemui Rasul Allah Saw, untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Kalbu Sa'ad telah disinari cahaya iman, meskipun usianya waktu itu baru menginjak tujuh belas tahun. Sa’ad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Ali bin Abi Thalib r.a., Abu Bakar r.a. dan Zaid bin Haritsh. 

Cahaya agama Allah yang memancar ke dalam kalbu Sa’ad, sudah demikian kuat, meskipun ia mengalami ujian yang tidak ringan dalam memeluk agama Allah ini. Diantara ujian yang dirasa paling berat adalah, karena ibunya yang paling dikasihi dan disayanginya itu tidak rela ketika mengetahui Sa’ad memeluk Islam. Sejak memeluk Islam, Sa'ad telah melaksanakan shalat dengan sembunyi-sembunyi di kamarnya. Sampai pada suatu saat, ketika ia sedang bersujud kepada Allah, secara tidak sengaja, ibu yang belum mendapat hidayah dari Allah ini melihatnya. Dengan nada sedikit marah, Hamnah bertanya : "Sa'ad, apakah yang sedang kau lakukan ?" Rupanya Sa’ad sedang berdialog dengan Tuhannya; ia tampak tenang dan khusyu' sekali. Setelah selesai menunaikan Shalat, ia berbalik menghadap ibunya seraya berkata lembut. "Ibuku sayang, anakmu tadi bersujud kepada Allah Yang Esa, Pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. 

Mendengar jawaban anaknya, sang ibu mulai naik darah dan berkata : "Rupanya engkau telah meninggalkan agama nenek moyang kita, Tuhan Lata, Manata dan Uzza. Ibu tidak rela wahai anakku. Tinggalkanlah agama itu dan kembalilah kepada agama nenek moyang kita yang telah sekian lama kita anut". "Wahai ibu, aku tidak dapat lagi menyekutukan Allah, Dia-lah Dzat Yang Tunggal, tiada yang setara dengan Dia, dan Muhammad adalah utusan Allah untuk seluruh umat manusia," jawab Sa'ad. 

Kemarahan ibunya semakin menjadi-jadi, karena Sa’ad tetap bersikeras dengan keyakinannya yang baru ini. Oleh karena itu, Hamnah berjanji tak akan makan dan minum sampai Sa’ad kembali taat memeluk agamanya semula. Sehari telah berlalu, ibu ini tetap tidak mau makan dan minum. Hati Sa’ad merintih melihat ibunya, tetapi keyakinanya terlalu mahal untuk dikorbankan. Sa'ad datang membujuk ibunya dengan mengajaknya makan dan minum bersama, tapi ibunya menolak dengan harapan agar Sa’ad kembali kepada agama nenek moyangnya. Kini Sa’ad makan sendirian tanpa ditemani ibunya. Hari keduapun telah berlalu, ibunya tampak letih, wajahnya pucat-pasi dan matanya cekung, ia kelihatan lemah sekali. Tidak ada sedikitpun makanan dan minuman yang dijamahnya. 

Sa’ad sebagai seorang anak yang mencintai ibunya bertambah sedih dan terharu sekali melihat keadaan Hamnah yang demikian. Malam berikutnya, Sa’ad kembali membujuk ibunya,agar mau makan dan minum. Namun ibunya adalah seorang wanita yang berpendirian keras, ia tetap menolak ajakan Sa’ad untuk makan, bahkan ia kembali merayu Sa’ad agar menuruti perintahnya semula. Tetapi Sa’ad tetap pada pendiriannya, ia tak hendak menjual agama dan keimanannya kepada Allah dengan sesuatupun, sekalipun dengan nyawa ibu yang dicintainya. Imannya telah membara, cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya telah sedemikian dalam. 

Di depan matanya ia menyaksikan keadaan ibunya yang meluluhkan hatinya, namun dari lidahnya keluar kata-kata pasti yang membingungkan lbunya; Demi Allah, ketahuilah wahai ibunda sayang, seandainya ibunda memiliki seratus nyawa lalu ia keluar satu persatu, tidaklah nanda akan meninggalkan agama ini walau ditebus dengan apa pun juga. Maka sekarang, terserah kepada ibunda, apakah ibunda akan makan atau tidak". Kata kepastian yang diucapkan anaknya dengan tegas membuat ibu Sa’ad bin Abi Waqqash tertegun sesaat. 

Akhirnya ia mulai mengerti dan sadar, bahwa anaknya telah memegang teguh keyakinannya. Untuk menghormati ibunya, Sa’ad kembali mengajaknya untuk makan dengannya, karena ibu ini telah merasakan kelaparan yang amat sangat dan ia telah memaklumi pula bahwa anak yang dicintainya tidak akan mundur setapakpun dari agama yang dianutnya, maka ibu Sa’ad mundur dari pendiriannya dan memenuhi ajakan anaknya untuk makan bersama. 

Alangkah gembiranya hati Sa’ad bin Abi Waqqash. Ujian iman ternyata dapat diatasinya dengan ketabahan dan memohon pertolongan Allah. Keesokan paginya, Sa’ad pergi menuju ke rumah Nabi Saw. Sewaktu ia berada di tengah majlis Nabi Saw, turunlah firman Allah yang menyokong pendirian Sa’ad bin Abi Wadqash: 

“Dan Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu-bapakmu; hanya kepada-Ku-lah tempat kamu kembali. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu turuti keduanya, dan bergaullah dengan keduanya didunia dengan baik dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah tempat kembalimu. Maka Kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S. Luqman: 14-15) 

Demikianlah, keimanan Sa’ad bin Abi Waqqash kepada Allah dan Rasul-Nya telah mendapat keridhaan Ilahi. Al-Qur’an telah mengabadikan peristiwa itu menjadi pedoman buat kaum Muslimin. Terkadang Sa’ad mencucurkan air matanya apabila ia sedang berada di dekat Nabi Saw. Ia adalah seorang sahabat Rasul Allah Saw, yang diterima amal ibadahnya dan diberi nikmat dengan doa Rasul Allah Saw, agar doanya kepada Allah dikabulkan. Apabila Sa'ad bermohon diberi kemenangan oleh Allah pastilah Allah akan mengabulkan doanya. 

Pada suatu hari, ketika Rasul Allah Saw, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasul kembali menatap kepada sahabatnya dengan berkata : "Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki dari penduduk surga". Mendengar ucapan Rasul Allah Saw, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu itu, dialah Sa’ad bin Abi Waqqash.

Disamping terkenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Sa’ad bin Abi Waqash juga terkenal karena keberaniannya dalam peperangan membela agama Allah. Ada dua hal penting yang dikenal orang tentang kesatriaannya. Pertama, Sa’ad adalah orang yang pertama melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Dan yang kedua, Sa’ad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasul Saw dengan jaminan kedua orang tua Nabi Saw. 

Bersabda Nabi Saw, dalam perang Uhud :”Panahlah hai Sa’ad ! Ayah-Ibuku menjadi jaminan bagimu”. Sa’ad bin Abi Waqqash, hampir selalu menyertai Nabi Saw dalam setiap pertempuran. Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Panglima Sa’ad bin Abi Waqqash ialah ketika ia memasuki usia delapan puluh tahun. 

Dalam keadaan sakit Sa’ad bin Abi Waqqash berpesan kepada para sahabatnya, agar ia dikafani dengan Jubah yang digunakannya dalam perang Badr, sebagai perang kemenangan pertama untuk kaum muslimin. Pahlawan perkasa ini telah menghembuskan nafas yang terakhir dengan meningalkan kenangan indah dan nama yang harum. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi’, makamnya para Syuhada. (Ba) 

Kisah Sahabat Nabi: Abdullah bin Zubair, Penakluk Barbar Afrika

Isu bahwa kaum Muslimin tak bisa melahirkan bayi karena disantet oleh dukun-dukung Yahudi di Madinah, terjawab sudah. Seorang wanita mulia, putri Abu Bakar Ash-Shiddiq, telah melahirkan bayinya ketika sedang hijrah di Makkah ke Madinah menyusul teman-temannya seiman.

Ia tak lain adalah Asma' binti Abu Bakar yang melahirkan bayi laki-laki di Quba' dan diberinama Abdullah bin Zubair. Sebelum disusui, Abdullah bin Zubair dibawa menghadap Rasulullah SAW, ditahniq dan didoakan oleh beliau.

Abdullah yang memang lahir dari pasangan mujahid dan mujahidah ini berkembang menjadi seorang pemuda perwira yang perkasa. Keperwiraannya di medan laga, ia buktikan ketika bersama mujahid-mujahid lainnya menggempur Afrika, membebaskan mereka dari kesesatan. Pada waktu mengikuti ekspedisi tersebut, usianya baru menginjak 17 tahun. Namun begitulah kehebatan sistem tarbiyah Islamiyah yang bisa mencetak pemuda belia menjadi tokoh pejuang dalam menegakkan Islam.

Dalam peperangan tersebut, jumlah personil diantara dua pasukan jauh tidak seimbang. Jumlah pasukan Muslimin hanya 20.000 orang, sedangkan tentara musuh berjumlah 120.000 orang. Keadaan ini cukup membuat kaum Muslimin kerepotan melawan gelombang musuh yang demikian banyak, walau hal itu tdak membuat mereka gentar. Sebab bagi mereka, perang adalah mencari kematian sedangkan ruhnya bisa membumbung menuju surga sebagaimana yang telah dijanjikan Tuhan mereka.

Melihat kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, Abdullah bin Zubair berpikir mencari rahasia kekuatan lawan. Akhirnya ia menemukan jawaban, bahwa inti kekuatan musuh tertumpu pada Raja Barbar yang menjadi panglima perang mereka. Dengan penuh keberanian, Abdullah mencoba menembus pasukan musuh yang berlapis menuju ke arah panglima tersebut.

Upayanya tidak sia-sia, ketika jarak antara dirinya dan Raja Barbar telah dekat, ia menebaskan pedangnya menghabisi nyawa panglima kaum musyrik itu. Panji pasukan lawan pun direbut oleh teman-temannya dari tangan musuh. Dan ternyata, dugaan Abdullah tidak meleset, segera setelah itu semangat tempur pasukan musuh redup dan tak lama kemudian mereka bertekuk lutut di hadapan para mujahid yang gagah berani.

Selain seorang jago perang, Abdullah juga seorang abid (ahli ibadah) yang khusyuk dan tawadhu. Mujahid pernah memberikan kesaksian bahwa apabila Ibnu Zubair sedang shalat, tubuhnya seperti batang pohon yang tidak bergeming karena khusyuknya menghadap Ilahi.

Bahkan Yahya bin Wahab juga bercerita bahwa apabila Abdullah bin Zubair sedang sujud, banyak burung-burung kecil bertengger di punggungnya. Tokoh yang tegas dalam kebenaran ini wafat pada usia 72 tahun, terbunuh oleh Hajjaj bin Yusuf.

21 Mei 2011

Tramway Rabat-Sale Beroperasi

Rabat, Kini Tramway rute Rabat-Sale telah dibuka dan jembatan baru diatas sungai Bouregreg pun telah bisa di akses untuk semua pengguna jalan.

Mulai tanggal 19 Mei 2011, Tramway sudah beroperasi dan masih dalam tahap percobaan, sehingga untuk sementara waktu ini kita masih bisa naik Traway dangan "fabor" alias Gratuit. dan untuk selanjutnya biaya tarif naik tramway jauh-dekat di kenakan 7 Dirham per orang. 

Berikut ini adalah jalur yang di lalui oleh tramway
Jalur 1 : dari Sale Tabriquet sampai Asrama Mahasiswa Souissi.

      o Hay Karima         Salé    
      o Moulay Youssef         Salé    
      o Poste             Salé    
      o Lalla Amina         Salé    
      o Diar             Salé    
      o Gare de Salé-Ville         Salé    
      o Médina Salé         Salé    
      o Bouregreg         Salé    
      o Pont Moulay Hassan     Rabat    
      o Sidi Makhlouf         Rabat    
      o Tour Hassan         Rabat    
      o Joulane L1         Rabat    
      o Gare de Rabat-Ville     Rabat
      o Bab Rouah         Rabat    
      o Bibliothèque nationale     Rabat    
      o Ibn Zorh         Rabat    
      o Al Mancoure         Rabat    
      o Avenue de France     Rabat    
      o Abou Marouane         Rabat    
      o Bab Irfane         Rabat    
      o Cité universitaire Souissi     Rabat    
      o Centre commercial Université Rabat  
  
Jalur 2 : dimulai dari Terminal Bus Sale sampai RS. Maoulay Youseff
      o Gare routière         Salé    
      o Carrefour Bettana     Salé    
      o Sidi Bel Abbes         Salé    
      o Médina Salé         Salé    
      o Bouregreg         Salé
      o Pont Moulay Hassan     Rabat    
      o Sidi Makhlouf         Rabat    
      o Tour Hassan         Rabat
      o Joulane L2         Rabat
      o Chellah           Rabat    
      o Mohammed V         Rabat    
      o Bab El Had         Rabat    
      o Place de Russie         Rabat    
      o Zerktouni         Rabat    
      o Hôpital My Youssef     Rabat

Demikian informasi Tramway dari kota Rabat, Maroko.

20 Mei 2011

Prosedur Pendaftaran Belajar di Maroko

Prosedur Berkas di Indonesia
1.     Sesuai dengan kebijakan satu pintu yang ditetapkan oleh Kementerian Agama RI, terkait seleksi calon mahasiswa Indonesia ke Timur-Tengah, sejak  tahun 2007 seluruh calon mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di perguruan tinggi Maroko diwajibkan untuk menyerahkan berkas mereka ke Kementerian Agama RI sebagai persyaratan mengikuti Ujian Seleksi Nasional oleh Kemenag RI  yang diselenggarakan setiap tahun. Waktu ujian dapat dilihat di website Kemenag RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (klik di sini).  

2.     Sesuai dengan jumlah kuota beasiswa yang diberikan pemerintah Maroko untuk Indonesia sebanyak 15 beasiswa/tahun, Kemenag menyeleksi 15 orang dari peserta yang lulus pada seleksi ujian nasional guna diteruskan ke Kedutaan Besar Maroko di Jakarta. Selanjutnya  Kedutaan Besar Maroko mengirimkan berkas calon mahasiswa tersebut ke Agence Marocaine de Cooperation Internationale (AMCI) di Maroko.

3.     AMCI adalah unit dibawah naungan Kementerian Luar Negeri Maroko, yang bertugas sebagai satu-satunya institusi Maroko yang berwenang untuk meneruskan seluruh berkas calon mahasiswa asing ke berbagai universitas negeri Maroko. Infomasi selengkapnya tentang AMCI dapat dilihat pada website AMCi (klik di sini)
4.     Dalam menjalankan tugasnya AMCI mempunyai persyaratan dalam menyeleksi berkas calon mahasiswa,antara lain :
a.     Berkas calon mahasiswa telah diterima AMCI paling lambat tanggal 10 Agustus 2010.
b.    Untuk calon mahasiswa S1, disyaratkan usia ijazah SLTA atau setingkat,  tidak lebih dari dua tahun.
c.     AMCI berhak merubah universitas yang dituju sesuai dengan background pendidikan calon mahasiswa.
d.    Untuk menghidari permasalahan persamaan ijazah calon mahasiswa dengan ijazah Maroko, AMCI lebih memberi prioritas kepada sekolah/universitas Indonesia berstatus negeri.

5.     Selanjutnya AMCI mengirim berkas yang dianggap lulus persyaratan admnisitratif ke perguruan tinggi Negeri Maroko untuk diproses. Jika calon mahasiswa diterima, pihak universitas akan menginformasikan secara tertulis ke pihak AMCI untuk diteruskan kepada calon mahasiswa tersebut melalui Kemenag RI.
Beasiswa
1.     Pemerintah Maroko memberikan Beasiswa melalui AMCI sebesar DH 750/bulan atau kurang lebih USD 100,00 untuk seluruh tingkat pendidikan. Jumlah tersebut cukup menutupi kebutuhan pokok mahasiswa secara sederhana jika mahasiswa tersebut mendapat fasilitas asrama.
2.     Mahasiswa yang telah menempuh pendidikan S1 di Maroko dengan mendapatkan beasiswa dari AMCI, dapat terus menerima beasiswa jka yang bersangkutan langsung meneruskan pendidikan S2  dan S3 nya di Maroko.
3.     Masa pemberian beasiswa disesuaikan dengan waktu tempuh pendidikan yang normal
Asrama mahasiswa:
1.     Asrama mahasiswa sangat membantu mahasiswa dari segi financial mengingat mahalnya harga sewa rumah di Maroko. Namun tidak semua kota di Maroko memiliki asrama mahasiwa atau asrama yang layak untuk dijadikan sebagai tempat akomodasi dan belajar.
2.     Terkait itu, sebagian mahasiswa Indonesia mencari  solusi dengan menyewa kamar/rumah secara kolektif di kawasan sekitar kampus.
Daftar Universitas di Maroko

Sumber : KBRI RABAT 

16 Mei 2011

Jill: Menjadi Muslim adalah Hal Terindah dalam Perjalanan Hidup Saya

REPUBLIKA.CO.ID, Ia meminta dipanggil Jill saja. Menganut Islam beberapa tahun lalu, dia kini mantap menjadi Muslimah. "Insya Allah, Islam akan saya bawa sampai maut menjemput," ujarnya. Berikut kisahnya tentang pilihannya pada Islam:

"Saat remaja, saya bekerja sampingan di sebuah restoran milik orang Palestina. Ya, pemilik itu seorang Muslim. Ini kali pertama saya, remaja kulit putih kelahiran Amerika, bersinggungan dengan Muslim. Dia shaleh. Dia memperlakukan karyawan dengan "hati". Dia menyambut siapa saja dengan ramah, bersalamaan. Dia sangat berbeda dengan Muslim yang saya kenal.

Masuk kuliah, saya memutuskan memilih jurusan sejarah timur tengah. Di sini, saya mengenal lebih jauhtentang Islam dari perspektif sejarah. Siapa penyebar ajaran Islam, bagaimana dia, apa isi ajarannya, dan seterusnya. Hati saya makin tertawan pada Islam. Namun saat itu belum memutuskan menganut Islam.

Pada perjalanannya kemudian, saya berkenalan dengan seorang pemuda yang mengenalkan saya pada sufisme Islam. Dari pemuda yang di kemudian hari menjadi suami saya ini, saya menyimpulkan satu hal tentang Islam: agama yang logis dan knowledgeble. Satu kata yang selalu saya ingat: "Jill, islam adalah agama yang logis. Dia bukan hanya agama, tapi jalan keluar untuk hidup."

 Dan saya membuktikannya. Setiap kali ada masalah, Islam membimbing saya untuk tenang dan keluar dari masalah itu. Ajaran Islam juga bisa diterima akal. Bahkan, misalnya, untuk hal remeh kenapa wanita harus mengenakan jilbabpun, ada alasan logis yang bisa diterima akal.

Saya memutuskan berislam tidak dengan cara membabi buta. Saya mempelajarinya lebih dulu. Saya orangnya sangat berhati-hati. Betul, calon suami yang mengenalkan saya lebih jauh pada Islam, tapi pendapatnya bukan harga mati bagi saya. Saya tetap mengikuti kelas pendidikan Islam, bertanya pada teman-teman yang lain, dan seterusnya. Intinya, saya terus belajar.

Menganut Islam adalah hal terindah dalam perjalanan hidup saya. Insya Allah, saya akan membawanya hingga maut menjemput. Berislam, bukan sekadar mengucap syahadat, selesai. Insya Allah, saya akan terus belajar tentang Islam, meningkatkan dan terus menjaga keimanan saya. Insya Allah, semoga Allah selalu membimbing saya."


Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/11/05/16/ll9xei-jill-menjadi-muslim-adalah-hal-terindah-dalam-perjalanan-hidup-saya

Syakirin dalam Al Qur'an

Barangsiapa yang bersyukur maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia"(QS. An-Naml;40)

Syukur adalah ibadah yang sering ditinggalkan umat manusia, banyak manusia gelisah hidup dalam ketakutan, hidup yang dibayangi dengan hal–hal yang tak menenteramkan hatinya, sehingga tidak mampu menikmati yang telah diberikan kepadanya, itu semua karena tidak kenal arti syukur pada Allah ta'ala. Rosululloh SAW pernah bersabda bahwa orang yang paling bersyukur adalah yang memiliki sifat qona’ah, orang yang menerima pemberian Allah, orang yang miskin selamanya adalah yang tak pernah mensyukuri nikmat Allah.

Dalam QS. Luqman ayat 12, Alloh ta'ala berfirman tentang hambanya yang sholeh yaitu Lukman;  "Dan sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepada Luqman hikmah, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (manfaat) dirinya sendiri.”

Sifat syukur dalam kehidupan seseorang sangatlah penting karena hidup dengan mengedepankan sifat syukur akan melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam hidupnya, dan dapat membentuk sumber daya manusia yang arif lagi bijaksana serta menjadi syifa ul-linnas(sebagai penawar bagi manusia). Sifat syukur hanya lahir dari hati nurani dan kesadaran seseorang yang sudah terbentuk sejak dini dan biasa merealisasikan dalam tradisi yang baik kapan dan dimana pun berada.

Sifat syukur dapat memotivasi seseorang dalam memperoleh keberhasilan baik di dunia maupun di akhirat, Mengapa? Sebab dengan mengedepankan sifat syukur, seseorang akan punya sportivitas, profesionalitas yang proporsional dan pada akhirnya akan melahirkan sifat solidaritas/kesetiakawanan amal shalih dan akhlak yang mulia.

Secara bahasa syukur adalah gembira (suka cita), adapun secara istilah maksudnya adalah mengetahui segala kenikmatan itu datangnya dari Allah SWT, baik berupa nikmat iman, taat akan ajaran-Nya, dengan selalu memuji ke atas Dzat sang Pemberi semua keperluan hidup, dengan wujud berbakti kepada-Nya yaitu melakukan kewajiban dan meninggalkan segala perbuatan maksiyat, secara zahir ataupun bathin.

Dalam surah Fathir  ayat 3 Allah berfirman: Hai Manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?

Tiga dimensi Syukur
Syukur bisa dikatakan sempurna apabila telah memenuhi 3 kriteria,yaitu:

1.     Mengetahui semua nikmat yang Allah berikan, seperti nikmat Iman, Islam dan ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya sehingga benar-benar menjadikan Allah sebagai pelindung dan senantiasa hadir dalam hatinya, dengan meyakini bahwa kesuksesan dan segala bentuk kemewahan semua berasal dari Allah, kita hanya diberi pinjaman sementara di dunia.

2.  Mengungkapkan rasa syukurnya dalam bentuk puji-pujian seperti alhamdulillah, asy-Syukrulillah atau ucapan lainnya yang mempunyai arti yang sama.

3.     Nikmat Allah yang ada, bukan untuk dirasakan sendiri melainkan untuk berbagi dengan orang lain, seperti sedekah, infaq dan menolong fakir  miskin, itu semua kita lakukan supaya kita selamat dari ujian dan amanah yang kita hadapi di dunia sehingga kelak harta, tahta dan kekayaan kita menjadi penolong besok pada hari penghitungan amal di yaum mahsyar nanti.

Dialog menarik antara laki-laki dengan Abu Hazm:

Apa syukurnya kedua mata?

“Apabila engkau melihat sesuatu yang baik, engkau akan menceritakannya.  Tetapi apabila engkau melihat keburukan, engkau menutupinya”.

Bagaimana syukurnya telinga?

“Jika engkau mendengar sesuatu yang baik, peliharalah. Manakala engkau mendengar sesuatu yang buruk, cegahlah”.

Bagaimana syukurnya tangan?

“Jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu, dan janganlah engkau menolak hak Allah yang ada pada kedua tanganmu”.

Bagaimana syukurnya perut?

 “Bawahnya berisi makanan, sedang atasnya penuh dengan ilmu”.

Syukurnya kemaluan?

“Abu Hazm kemudian membacakan Al-Quran surah Al-Mukminun ayat 1-7”.

Bagaimana syukurnya kaki?

“Jika engkau mengetahui seorang shalih yang mati dan engkau bercita-cita dan berharap seperti dia, dimana dia melangkahkan kakinya untuk taat dan beramal shalih semata, maka Contohlah dia. Dan apabila engkau melihat seorang mati yang engkau membencinya, maka bencilah amalnya. Maka engkau menjadi orang yang bersyukur.”
 
Abu Hazm menutup jawabannya, “Orang yang bersyukur dengan lisannya saja tanpa dibuktikan dengan amal perbuatan dan sikap, maka ia ibarat seorang punya pakaian, lalu ia pegang ujungnya saja, tidak ia pakai. Maka sia-sialah pakaian tersebut.”

Keutamaan bersyukur:
1.     Allah akan ingat kepada orang yang senantiasa bersyukur.
2.     Akan terhidar dari sifat-sifat ingkar kepada Allah SWT.

Syukur adalah keterbukaan hati, lahir dari kegembiraan, karena melihat kemurahan, kebaikan, kasih sayang, karunia dan semua nikmat-Nya. Shalat merupakan perwujudan syukur, sebagaimana yang terdapat dalam hadist shahih bahwa Rosululloh SAW melakukan shalat malam sampai kakinya yang diberkahi itu bengkak, itu semua beliau lakukan sebagai wujud tanda syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Dalam riwayat lain disebutkan satu contoh bentuk syukur yang di lakukan oleh Nabi Idris AS, bahwa suatu ketika malaikat mendatangi Nabi Idris, kemudian menyampaikan kabar bahwa Allah SWT telah ridha kepadanya. Kemudian Nabi Idris menangis mendengar berita itu, dan beliau meminta kepada Allah supaya membiarkannya tetap hidup, kemudian ditanya alasannya, beliau menjawab: “Sebelumnya aku beramal untuk diriku sendiri, kini aku ingin tetap hidup, supaya aku bisa beramal untuk-Nya sebagai rasa syukurku atas keridhaan-Nya padaku”. Kemudian malaikat pun membentangkan sayapnya dan berkata: ‘Duduklah! Idris AS pun duduk diatas sayap malaikat, lalu malaikat membawanya naik ke langit.”

Dari kedua riwayat shahih itu, tercermin bahwa syukur sebagai perwujudan amaliyah apabila Allah telah meridhainya.

Dilihat dari sudut lain, lawan syukur adalah kufur. Orang yang kufur terhadap nikmat-nikmat Allah menjadikan murka-Nya. Demikian pula bila dilihat dari quantitas, bahwa sesuatu yang jumlahnya sedikit akan jauh lebih baik dari yang jumlahnya banyak. Dari seluruh manusia, jumlah orang yang beriman tentu lebih sedikit, yang berpangkat wali lebih sedikit dari yang mukmin, dan jumlah para nabi lebih sedikit dari para wali, lalu jumlah rasul lebih sedikit dari jumlah nabi. Begitu pula bahwa orang yang bersyukur itu sangat sedikit jumlahnya, oleh sebab itu baginya kedudukan yang teramat mulia disisi Tuhannya, sebagaimana firman-Nya :
 “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

Dalam surah Al-Mukminun ayat 78 Allah berfirman: “Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur”.

Berbicara tentang syukur, Allah memberikan satu jaminan kepada kita sebagaimana dalam firmannya surah Ibrahim ayat 7:  “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Ayat tersebut memberikan satu pesan yang cukup jelas, yakni apabila kita bersyukur dengan pemberian Allah pastinya Allah akan menambahkan lagi kenikmatan kepada kita, lalu berbahagialah hidup kita.

Namun, seandainya kita mengkufuri nikmat Allah yakni dengan cara tidak mensyukurinya atau menyalahgunakannya, maka kita akan mendapat pembalasan yang berat dan pedih daripada Allah. Mungkin saja pada hari ini kita melihat banyak orang yang mengucapkan lafadz syukur tetapi kehidupannya masih juga tidak bahagia, rezeki datang dan pergi. Ada juga orang yang mengucapkan lafadz syukur, hidup mewah dengan harta, tetapi masih tidak berakhlak dengan perilaku dan sifat seorang Muslim. Akhirnya, ia juga akan mendapat balasan dari Allah.

Atas sebab itu, konsep syukur yang sebenarnya harus kita fahami dengan jelas. Imam Ghazali, seperti dalam karya tulisnya Ihya’ Ulum al-Diin menyatakan bahwa syukur itu harus ada tiga elemen. Elemen pertama adalah ilmu, elemen kedua adalah perasaan dan elemen ketiga adalah amal.

Untuk seseorang itu benar-benar bersyukur, perkara pertama yang perlu ada adalah ilmu. Ilmu yang perlu ada itu terbagi kepada tiga bagian. Pertama, seseorang itu perlu ada ilmu tentang nikmat itu sendiri. Hakikat tentang nikmat itu perlu diketahui. Ilmu tentang nikmat ini akan membolehkan seseorang untuk memahami nilai nikmat tersebut dan seterusnya menghargai nikmat itu.

Kedua, seseorang itu perlu ada ilmu tentang siapa yang memberi nikmat. Dalam soal ini, pastinya Yang Maha Memberi Rezeki, Yang Maha Pemurah, adalah Allah SWT. Seseorang itu perlu mempunyai ilmu Tauhid yang kokoh. Dengan mengenali Allah, seseorang itu akan memahami bahwa setiap sesuatu itu datangnya dari Allah, dan adalah merupakan hak milik Allah semata-mata. Setiap satu kejadian itu adalah datangnya dari Allah, walaupun mungkin saja nikmat itu disampaikan melalui perantaraan makhluk-Nya.

Ketiga, seseorang itu perlu ada ilmu tentang siapa yang mendapat nikmat tersebut. Dalam konteks ini, yang menerima nikmat adalah diri kita sendiri sebagai hamba Allah. Memahami hakikat bahawa kita ini adalah hamba dan makhluk Allah, kita pasti akan merasa hina dan sangat rendah di hadapan Allah.

Elemen yang kedua untuk bersyukur pula adalah perasaan. Apabila menerima sesuatu nikmat itu, seseorang itu haruslah mempunyai perasaan gembira, bahagia. Bagaimana mungkin seseorang itu hendak bersyukur seandainya ia tidak mengalami rasa apa-apa apabila menerima sesuatu nikmat itu? Perlu difahami juga bahwa perasaan bahagia dan gembira ini bukan berpusat kepada kesenangan atas nikmat yang kita peroleh, tetapi lebih kepada perasaan bahagia dan gembira karena mendapat satu nikmat dariTuhan Yang Maha Agung! Perasaan ini hanya mungkin timbul apabila ilmu tentang tiga perkara yang disebutkan tadi telah dimiliki.

Yang terakhir, elemen ketiga dalam bersyukur pula adalah amal, yakni perbuatan. Setelah seseorang itu mempunyai ilmu dan pemahaman tentang perkara yang disebutkan tadi, seterusnya mengalami perasaan bahagia, gembira dan berterima kasih, syukur tersebut perlulah dimanifestasikan melalui perbuatan. Dalam hal ini, seseorang  perlu menggunakan nikmat yang telah diperolehnya untuk mendekatkan dirinya dengan Allah, yakni zat yang telah memberikan nikmat tersebut.

Dari Abi Yahya, Shuhaib bin Sinan ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh mempesona urusan orang yang beriman. Karena semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia akan bersyukur, (karena) hal itu adalah yang terbaik baginya. Jika ia mendapatkan kesulitan, maka dia bersabar, (karena) dia tahu bahwa hal itu adalah yang terbaik baginya.” (HR. Muslim)

Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari hadits di atas, diantaranya adalah sebagai berikut :
 
1. Bahwa orang yang beriman memiliki cara pandang yang positif “positif thinking”. Karena apapun kondisi yang menimpanya, ia akan selalu menanggapinya dengan positif (baik). Ketika mendapatkan kebahagiaan, ia akan bersyukur (mengembalikan kebahagiaannya tersebut kepada Allah). Karena ia tahu, hal itu merupakan hal terbaik yang Allah berikan kepadanya. Sementara apabila ia mendapatkan musibah, atau suatu kondisi yang tidak menyenangkan, maka ia pun bersabar. Karena ia tahu, pasti ada hikmah mendalam yang ingin Allah berikan kepadanya, di balik musibah yang menimpa dirinya. Dan sifat seperti inilah, yang menjadikan manusia mendapatkan kemuliaan, atau dalam bahasa hadis diatas diistilahkan dengan “ajaban” (sungguh mempesona).

2. Syukur merupakan cerminan dari sebuah sikap berterimakasih atas segala kenikmatan yang telah dianugerahkan oleh Sang Khaliq. Rasa terima kasih tersebut diimplementasikan dalam bentuk beribadah kepada Allah SWT. Seperti yang telah di jelaskan dalam sebuah riwayat dari Aisyah tentang ibadah Nabi SAW.

Karena, dilihat dari segi bahasa, syukur berarti ( الزيادة ) bertambah. Sedangkan dari segi istilah, syukur adalah ( القيام بطاعة المنعم ) “sebuah upaya untuk mentaati Sang Pemberi ni'mat (Allah SWT).” Sehingga implementasi syukur dalam kehidupan adalah dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Dan dengan syukur akan menambah ni'mat.

3. Syukur merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap muslim. Dan demikian pentingnya syukur, hingga Allah SWT menyebutkan kata syukur sebanyak 75 kali dalam Al-Qur'an. Syukur juga merupakan jalan yang akan ditempuh oleh orang-orang yang beriman. Dalam salah satu ayat-Nya, Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir". (QS. Al-Insan: 3)

4. Syukur dilakukan dengan tiga hal, pertama syukur dengan hati, yaitu dengan 'meyakini' bahwa segala kenikmatan merupakan anugerah dari Allah SWT. Kedua syukur dengan lisan, yaitu mengungkapkannya dengan maksud memuji Allah SWT, minimal dengan mengucapkan alhamdulillah, dan ketiga syukur dengan anggota badan, yaitu dengan menfungsikan seluruh anggota badan untuk mentaati Sang Pemberi Kenikmatan, yaitu Allah SWT (dengan beribadah kepada-Nya).

5. Syukur memiliki banyak sekali keutamaan, diantara keutamaan bersyukur adalah sebagai berikut:

a.Bersyukur berarti melaksanakan perintah Allah SWT. Allah berfirman : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku.” (QS. Al-Baqarah : 152)

b. Bahwa suatu kaum yang bersyukur, akan selamat dari azab Allah SWT. Allah berfirman: "Allah tidak akan akan mengazab kalian, jika kalian bersyukur dan beriman. Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa': 147)

c. Allah akan menambah kenikmatan-Nya terhadap orang-orang yang bersyukur:
"Dan ingatlah juga tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingakari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahmi : 7)

d.Syukur merupakan salah satu bentuk ujian dari Allah SWT. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni`mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS An-Naml : 40)

e.Bahwa dampak positif dari bersyukur akan kembali kepada dirinya sendiri, yaitu berupa kebaikan yang banyak : "Dan sesungguhnya Kami telah berikan hikmat kepada Luqman (yaitu), 'Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendriri. Dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12)

6. Diantara bentuk bersyukur adalah dengan berzakat dan bersedekah, apabila sesuatu yang disyukuri adalah rizki yang bertambah. Maka, jangan pernah lupa untuk mengeluarkan zakat 2.5%, atau juga infak shadaqah lainnya. Karena indikator syukur pada rizki adalah pada zakat, infak dan shadaqah : "Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur". (QS. An-Nahl: 14)

Wallahu A’lam Bis Shawab




11 Mei 2011

Keuntungan Belajar di Maroko


Akhir-akhir ini blog saya ini banyak dikunjungi oleh pengunjung dari berbagai arah penjuru, dan traffiq kunjungan itu meningkat sejak bulan April tahun ini setelah saya mengeposkan sebuah tulisan yang berjudul Berawal dari Sejarah Indonesia-Maroko, selain itu kunjungan ke blog juga mengarah ke beberapa tulisan yang berkaitan tentang pendidikan di Maroko seperti tulisan yang berjudul Prospek Pendidikan di Maroko, Universitas-Universitas di Maroko, Mahasiswa Indonesia di Maroko, dan yang berkaitan tentang ke-Maroko-an seperti Maroko, Negri Matahari Terbenam, Kota-Kota di Maroko dan Sejarahnya, Marrakech Kota yang Menyihir, dan Casablanca, Kota Wisata Yang Indah.

Dengan begitu saya rasa banyak dari teman-teman pengunjung yang mencari Informasi seputar pendidikan dan peluangnya untuk melanjutkan study di Maroko serta berkunjunng untuk sekedar wisata. dari kesimpulan itu, saya pribadi ingin memperbanyak tulisan-tulisan berkaitan tentang Pendidikan dan Wisata di negri Gharbul Islami ini untuk membantu kepada siapa saja yang membutuhkan informasi tersebut.  

Dan pada tulisan kali  ini, Sebenarnya yang di jadikan bahan untuk nge-Blog adalah sebuahKuisiner ini untuk mengisi kesedian menjadi koresponden di salah satu majalah di Indonesia. tapi tidak ada salahnya kalo kita ingin berbagi kepada teman-teman pembaca yang ingin kuliah atau belajar di Maroko. 

Mengapa memilih kuliah di luar negeri dan memilih negara Maroko untuk melanjutkan study? 
Kuliah di luar negeri akan mendapatkan lebih banyak pengalaman di banding dengan yang kuliah di dalam negri. Dan Maroko adalah salah satu pusat ilmu-ilmu keislaman selain negara di timur tengah lainnya seperti Mesir, sudan, yaman dan lainnya. Dan Maroko merupakan salah satu warisan dunia yang kini merupakan Pusat Kajian Maqashid Syariah atau Pusat ilmu Maqashid yang berada di kawasan Gharb Islami. Ilmu Maqashid yang sekarang ini ada di Indonesia masih terhitung sangat sedikit, cuma ada beberapa Orang Indonesia yang telah lulus dari Maroko, dan kini yang sedang menempuh pendidikan pun masih sedikit sekitar 72 Mahasiswa/i yang ada di seluruh kota di Maroko. karena itulah Maroko menjadi ideal untuk study, karena pastinya kita akan banyak bergaull dengan penduduk setempat.

Kamu kuliah dimana dan mengambil jurusan apa?  
Saya kuliah di Univ. Ibn Tofail Kenitra, 30 km utara Ibu kota Rabat dengan mengambil jurusan Dirasat Islamiyah.

Apa perbedaan antara study di Indonesia dan study di negara Maroko? 
Perbedaan yang ada sebenarnya tidaklah terlalu mencolok, selain bahasa pengantar bahasa arab, juga pelajaran tambahan bahasa asing yaitu bahasa perancis sebagai bahasa kedua negara ini. Dan selain itu juga, Sumber-sumber buku mudah ditemukan disini terutama yang berkaitan dengan kajian ilmu islam. 

Seperti apa sistem pendidikan disana? 
Sistem pendidikan disini untuk sekarang tidak jauh berbeda dengan di Indonesia dengan menggunakan system per semester. System pendidikan ini baru di adopsi beberapa tahun yang lalu, yang sebelumnya menggunakan sistem pendidikan per tingkat. Yaitu kampus Cuma mengadakan ujian satu tahun sekali. Dan saya rasa system pendidikan per semester ini lebih menguntungkan mahasiswa karena bisa mencicil materi-materi yang ada untuk persiapan ujian.

Bagaimana cara kamu beradaptasi dengan lingkungan yang baru? 
Kita disini bisa menggunakan pendekatan kepada penduduk setempat dimulai dengan mempelajari bahasa setempat yaitu bahasa darijah maghribiyah. Dan memang benar kata ahli hikmah "siapa yang ingin selamat dari suatu kaum pelajarilah bahasanya". Kemudian membiasakan diri dengan kebiasaan orang maroko, dengan begitu akan lebih merasakan kalau kita seperti orang maroko dan merasakan serasa di kampung halaman sendiri. 

Apa hambatan terbesar selama study di negara Maroko dan bagaimana cara mengatasinya? 
Kendala terbesar disini adalah faktor ekonomi, biaya hidup yang mahal sering membuat saya kelabakan, beasiswa yang ada belum tentu mencukupi untuk menutup semua kebutuhan hidup. Namun sebagai mahasiswa yang biasa hidup sederhana dan ajaran orang tua agar selalu berhemat telah menjadikan uang yang sedikit bisa mencukupi.

Bagaimana hubungan kamu dengan sesama mahasiswa Indonesia disana? dan bagaimana hubungan kamu dengan mahasiswa dari negara lain?  
Hubungan dengan sesama mahasiswa Indonesia disini cukup baik, dan bisa dibilang sangat baik. Sebagai sesame mahasiswa yang jauh dari kampong halaman kami saling bahu membahu untuk menguatkan satu sama lain dan mengadakan kegiatan bersama untuk tetep menjaga tali silaturrahim yang biasa di kemas oleh PPI Maroko sebagai organisasi kemahasiswaan yang menyatukan kebersamaan kita disini. Sedangkan dengan mahasiswa dari luar negri lainya pun cukup baik. Kita sebagai bangsa yang serumpun seperti mahasiswa dari Malaysia dan Thailand cukup saling menghormati. Dan dalam kapasaitas keorganisasian kita mengadakan Seas Games, yaitu sebuah kompetisi oleh raga yang diadakan setiap dua tahun sekali. Dan sekarang sedang timbul wacana untuk membuat sebuah wadah yang bisa menyatukan selurh pelajar Asean di Maroko. Sedangkan dengan Mahasiswa Maroko sendiri kami pun cukpu akrab, dengan disatukan oleh islam, kami belajar untuk saling mengenal dan menghormati.

Apa suka dan duka kamu selama tinggal disana? 
Kadang rasa rindu terhadap kampung halaman merupakan cobaan yang berat, jauh dari keluarga dan sanak saudara dan teman-teman waktu kecil namun demi menuntut ilmu agar menjadi manusia yang lebih bermanfaat saya rasa pengorbanan itu masih-lah bisa teratasi.dan kadang  kebersamaan dengan sesama Warga Indonesia bisa menghibur di waktu mmusim liburan. Pengalaman yang selalu terkenang adalah ketika saya berkunjung ke rumah teman diwaktu Hari raya Idul Adha. Hari Raya Qurban bagi penduduk maroko adalah hari raya besar dimana setiap keluarga menyembelih hewan kurban, tidak satupun dari keluarga yang tidak menyembelihnya baik dari rumah yang bergedung hingga rumah yang biasa saja. Termasuk di rumah temanku itu. Temanku ini tinggal di sebuah perkampungan di kawasan Khemissat, sekitar dua jam dari tempatku tinggal. Di kampong inilah ku bisa merasakan bagaimana kebiasaaan dan budaya orang maroko. Rata-rata mereka sangat menghormati tamunya dan selalu mendahulukan tamunya. 

Seperti apa gambaran tentang living cost disana?  
Saya tinggal disebuah kota yang bernama Kenitra yang banyak didominasi apartemen-apartemen kecil 3-4 lantai. Tidak ada bangunan tinggi disini. Yang tinggi hanya bangunan menara masjid yang bisa dengan mudah kita jumpai disetiap kawasan tempat tinggal disini. Sedangkan tempat cost dimana saya tinggal hanya 2 lantai. Lantai bawah tepat kami tinggal dan lantai atas sebagai tempat tinggal tuan rumah. Dan Alhamdulillah tuan rumah kami sangat baik. Beliau hidup sendirian sehingga kami pun semakin dekat seperti anak kepada ibunya. Beliau lebih suka orang asing yang menyewa rumahnya disbanding orang maroko. Karena orang asing lebih santun dan lebih menjaga kebersihan. Unntuk makan, kami iuran 150 Dh/bulan  atau setara dengan 150.000 rupiah. Dibanding dengan kota-kota lain di maroko, kota kenitra adalah yang paling murah. Baik dari segi living cost, biaya makan dan transportasi. Sehingga sedikit demi sedikit kami bisa menabung untuk jalan-jalan di waktu liburan.

Apa saja keuntungan yang kamu dapat dengan study di luar negeri? 
Selain ilmu yang didapat, kami disini pun sering melakukan perjalanan menjelajahi kota-kota lain di maroko. Dan itu merupakan kenangan yang tak bisa dilupakan. Sellain itu Maroko adalah negara yang paling dekat dengan Eropa, berbatasan dengan Spanyol di selat Giblartar, Tanger. Dan empat musim yang dialami dimaroko serasa kita hidup di eropa, bisa menikmati salju di musim dingin, sejuknya musim semi, dan indahnya pemandangan pantai di musim panas. Selain itu, Maroko yang kaya akan bahasa juga menambah pundi-pundi wawasan kita tentang bahasa yang diggunakan di belahan dunia. Di Maroko setidaknya ada 4 bahasa yang digunakan selain bahasa daerah. Bahasa resmi adalah bahasa Arab, yang di gunakan diseluruh belahan tanah timur tengah. Dan bahasa kedua adalah bahasa Prancis, bahasa yang kini popular di gunakan selain bahasa Inggris. Dan bahasa ketiga adalah bahasa Inggris. Sedang keempat adalah bahasa Spanyol yang banyak di gunakan dikawasan utara Maroko. (Ba)
Penulis sedang berada di la gare de Marrakech


7 Mei 2011

Hidayah di Akhir Tahun 2007


Pada suatu hari, senin siang, datang seorang perempuan diplomat muda yang sedang magang di KBRI Belanda mengetok pintu kamar saya tanpa melalui sekretaris dubes dan meminta ijin untuk berbicara. Hal seperti ini tidak lazim bagi seorang diplomat muda begitu saja tanpa prosedur  meminta berbicara dengan seorang duta besar. Meskipun tidak senang, entah mengapa melihat keberanian diplomat perempuan muda berjilbab ini, saya pun menerima dia dan persilahkan duduk.

Setelah duduk berhadapan lalu saya bertanya, "Ada apa?", dia menjawab, "Pak dubes, pak dubes telah mendapat limpahan rezeki  Alloh SWT dan keluarga yang bahagia. Bapak juga diberikan pangkat, derajat serta harta yang berkecukupan oleh Alloh SWT. Tapi bapak mempunyai hutang kepada Alloh SWT". Saya terperangah mendengar  ucapannya, lalu kembali bertanya, "Apa maksudmu?".

Kemudian dia menerangkan bahwa saya mempunyai hutang 3 menit untuk sholat subuh, 3 menit untuk sholat dzuhur, 3 menit untuk sholat ashar, 3 menit untuk sholat maghrib, dan 3 menit untuk sholat isya. "Hanya 15 menit dalam satu hari pak dubes, yaitu sholat", tambahnya. Saya kaget, beraninya seorang junior mengatakan itu kepada saya. Dengan sikap yang kurang berkenan saya katakana, "Sudah selesai?". Dengan tenang, diplomat muda berjilbab yang kemudian saya tahu bernama Elisabeth Dewi, mengangguk hormat dan pamit keluar dari kamar saya. 

Entah mengapa, setelah dia keluar, saya panggil pengawal Kapten Usman, saya perintahkan dia cari tahhu arah kiblat dikamar kerja. Agak tercengang dan tidak percaya Usman mendengarkan perintah "aneh", hingga dua kali saya ulangi perintah kepadanya, "Cari arah kiblat" . Pengaawal segera keluar ruangan, mencari tahu arah kiblat, dan tidak lama kemudian dating kembali menunjukan arah kiblat. Lalu saya perintahkan pengawal untuk memmbuka sepatu dan kaos kaki saya. Dengan sikap ragu-ragu dia bertanya, "Ada apa pak dubes?". Agak sedikit marah melihat sikapnya, saya jawab pertanyaannya, "Saya mau ambil wudhu, karena saya mau sholat. Ini kan waktu lohor". Kapten usman segera melakukan perintah saya, dan sholat-lah saya. Syukur Alhamdulillah, sejak saat itu saya kembali secara teratur sholat lima waktu.

Pada hari jumat pagi, di minggu yang sama, dating kembali Dewi ke kamar saya dan meminta ijin berbicara lagi. Dengan nada agak kurang berkenan saya bertanya, "Ada apa  lagi Dewi?". Ia menjawab, "Pak dubes. Saya senang pak dubes sudah teratur sholat, karena saya melihat setiap hari pak dubes dengan terut sholat lohor dikantor". Lalu kembali saya bertanya, "Dari mana kamu tahu?", dan dijawabnya, "Setiap hari pada waktu sholat lohor, dari balik pintu saya melihat  pak dubes sholat dengan teratur". Rupanya selama ini dia setiap hari melihat saya sholat lohor dari balik pintu penghubung kamar kerja saya dengan ruang rapat besar yang letaknya bersebelahan.

Kemudian dia menambahkan, "Pak dubes. Sabda Rasululloh SAW. Mengatakan barang siapa tiga kali berturut-turut tidak melaksanakan sholat jumat secara berjamaah di masjid, maka pintu surge akan tertutup rapat baginya". Saya merasa terpukul dan mengatakan, "Sudahlah, cerita apa lagi kau ini?". Dia tenang, Dewi mengingatkan "Pak dubes, ini hari jumat pak dubes". Setelah mengatakan itu, iapun pergi.

Siang harinya, saya panggil pengawal dan perintahkan agar menyiapkan kendaraan. Mendengar perintah itu, Kapten Usman bingung dan gugup berkata, "Maaf pak dubes. Bapak tidak ada acara di luar kantor siang ini". Setengah marah saya katakana, "Apa kamu tidak tahu, ini hari jumat.... dan ini waktu sholat Jumat di masjid. Bukakan sepatu, saya mau ambil wudhu untuk sholat jumat". Usman pun hampir tidak percaya, segera membukakan sepatu, lalu meminta John, supir saya yang orang Belanda, menyiapkan kendaraan. Saya segera wudhu dan berangkat kemasjid.

Setibanya di masjid, masyarakat kaget melihat Duta Besar Republik Indonesia datang ke masjid untuk Sholat Jumat. Padahal sudah satu tahun lebih di Belanda, saya belum pernah sekalipun melaksanakan Sholat Jumat di Masjid, dan ini baru pertama kali.

Pulang dari  masjid, saya  panggil Dewi ke ruangan kerja. Saat saya sudah duduk saya bertanya, "Dewi, nama kamu kenapa memakai Elisabeth?". Dia menjelaskan, "Saya dibesarkan sampai umur 12 tahun dengan agama Katholik, tetapi atas kehendak sendiri saya masuk ke Gontor  walau belum bisa membaca Qur'an. Alhamdulillah pak dubes, saya bisa menyelesaikan pendidikan di Gontor dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S1 di Malaysia". Lalu saya katakana padanya, "Mulai hari ini, saya ubah namamu menjadi Gontor." Yaaaah, Dewi Gontor. Banyak perempuan  bernama Dewi, tapi Cuma satu Dewi yang telah menyadarkan saya untuk sholat, yaitu Dewi Gontor. Terima kasih Gontor.

Alhamdulillah sejak saat itu, dengan segala kekurangan, saya selalu berusaha pergi ke masjid untuk Sholat Jumat. Pengurus masjid yang mengetahui masalah pada lutut saya, yang tidak bisa melakukan ruku' dan sujud, selalu menyiapkan kursi agar saya bisa menjalankan Sholat  Jumat berjamaah. Begitu juga dengan sholat lainnya, saat di rumah atau di kantor, saya melakukan sholat sambil duduk di bangku.

Mieke, yang saat itu sudah berada di Jakarta, dengar dari orang-orang bahwa saya sudah mulai sholat, member komentar, "Alhamdulillah, kita semua tidak bisa menyadarkan Fanny untuk melaksanakan sholat, sekaliipun saya, istrinya. Bahkan bapak Jendral AH. Nasution tidak berhasil menggerakkan Fanny untuk sholat".  Mieke, yang saat ituu dedang sakit, juga menambahkan, "Saya sekarang bahagia."

Dewi Gontor yang selama 6 bulan magang di KBRI Den Haag dan kursus di Clingendael, sempat pulang ke Indonesia untuk kursus bahasa di Eramus Huis, Kuningan – Jakarta. Mengetahui akan kembali ke Belanda, Mieke member amanah kepada Gontor untuk membimbing saya mengaji dan membawakan sebuah buku iqro dengan beberapa lembar huruf arab dasar yang fotocopy-nya  diperbesar dan delaminating, agar mempermudah saya melihat dan membaca huruf arab tersebut. Saat tidak ada kegiatan diakhir pekan, saya meminta Gontor bermalam di Wisma Duta untuk membimbing saya mengaji, seperti amanah Mieke.

Saya bersyukur. Di usia yang sudah lanjut, saya masih diberi kesempatan untuk kembali melaksanakan perintah Alloh, menjalankan sholat lima waktu.  Walau saat kecil dulu saya mendapatkan pendidikan agama yang ketat dari ayah, rupanya seiring perjalananwaktu proses pendewasaan, saya mulai melupakan ajaran ayah. Segala nikmat yang saya peroleh, terutama nikmat keluarga , membuat saya malu di hadapan Alloh untuk tidak melaksanakan perintah-Nya. Melihat anak dan menantu saya yang saling rukun  satu sama lain  dan rukun dengan Mieke hingga diakhir hidupnya, anugerah cucu-cucu yang sehat, baik dan sopan serta saling menjaga hubungan kakak beradik, merupakan karunia yang tidak dapat dibeli dengan harta sebesar apapun.

Hingga kini, saya selalu berusaha memperbaiki diri dengan siraman agama. Memohoon agar selalu dibimbing Alloh untuk dapat memimpin keluarga dan KBRI Den Haag sebaik mungkin, dan tenttunya menjadi imam yang baik untuk diri saya sendiri. Hikmah yang saya dapat dari sholat,, sekarang saya jauh lebih sabar, lebih pasrah, dan mendapatkan ketenangan batin menjalani hidup seorang diri, seperginnya Mieka. Semoga Alloh selalu menuntun saya di jalan yang benar.

Hingga kini hubungan saya dengan Gontor masih dekat, walau dia sudah lama kembali ke Indonesia. Gontor, yang sudah saya anggap seperti anak sendiri, sering mengisi sms yang isinya mengingatkan untuk tidak lupa melaksanakan sholat lima waktu. Saya betul-betul bersyyukur kepada Alloh SWT. Telah mempertemukan dengan Gontor, sebagai perantara saya menemukan hidayah ini. 


Sumber: disadur dari sebuah buku Autobiografi Junus Effendi Habibie "Perjalanan putera Labukang Parepare menuju Koninklijke Huis van Oranje, Paleis Noordeinde" di terbitkan oleh THC Mandiri, edisi kedua 2009.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes