29 Jun 2014

Mencari Bekal di Bulan Ramadhan

Baru saja kita menginjakan diri kita di bulan mulia Ramadhan, mungkin kalo masih diingat barulah kemarin kita berpamitan dengan Ramadhan sebelumnya dengan menikmati ramainya hari raya Idul Fitri, tapi sekarang kita sudah pada hari pertama bulan penuh berkah ini. Itu artinya, satu tahun penuh kita telah lewati.

Iya, satu tahun telah berlalu sungguh terasa cepat, namun dari waktu yang berlalu itu apakah yang sudah kita perbuat? Apakah amalan baik kita yang lebih berat? Atau timbangan dosa kita? Mari kita rehat sejenak dari urusan peliknya dunia dan politik, kita kembali ke hati nurani kita, kalau pahala kita lebih berat timbangannya patut disyukuri atas karunia Allah ta’ala yang memberi hidayah dan istiqamah, namun bila dosa kita yang lebih besar, seyogyanya lah kita kembali, bertaubat kepada Ilahi pada bulan ini, mari kita sempurnakan bulan mulia ini yang bisa melebur dosa-dosa kita yang telah lalu, Nabi Muhammad SAW, bersabda : "Shalat lima waktu dan dari Jum'at satu ke Jum'at berikutnya, dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, adalah penebus dosa antara waktu yang satu dengan waktu yang berikutnya, selama dosa-dosa besar dijauhi-." (Riwayat Muslim).

Satu putaran penuh telah kembali kita lewati, itu artinya semakin dekatlah kita, bukan dekat kepada kerabat atau sanak family, bukan pula dekat kepada kesuksesan atau kelulusan, tapi dekatlah kita kepada ajal untuk kembali kepada Yang Memiliki.

Waktu yang kita lalui ibarat gerbong kereta yang terus melaju, ia tak peduli kita mau ikut naik atau tidak, mau siap dengan bekal atau tidak, mau dengan suka ataupun tidak, tetap gerbong waktu itu akan terus melaju membawa kita. Oleh karenanya sebaik-baik orang yang terbawa oleh gerbong itu adalah orang yang sudah siap dengan bekal, yaitu berbekal takwa, bukankah takwa itu sebaik-baik bekal untuk kehidupan kelak.

Oleh karenanya waktu dan ajal yang tak kenal kompromi, marilah kita kembali menyiapkan bekal kita di bulan suci ini, karena belum tentu bulan ramadhan berikutnya kita masih bisa mengikutinya, bahkan hari esok pun kita tak pernah tau apakah kita masih bisa ikut shalat tarawih bersama, sahur, berpuasa dan berbuka.
Belum tentu apa-apa yang sudah kita persiapkan dirumah, adanya syirup, kue-kue manisan, kurma, dan barang-barang persiapan selama satu bulan ramadhan kita bisa menikmatinya, “la tadri madza taksibu ghodan” , sekali-kali kamu tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi di hari esok.

Marilah kita persiapkan bekal kita, kita optimalkan dan maksimalkan kesempatan yang masih di beri oleh Allah ta’ala, tidaklah engkau berfikir, kitalah orang-orang yang terpilih, orang yang diberi nikmat mengikuti ramadhan mubarak ini, sudah berapa banyak orang-orang sekeliling kita, orang-orang sebelum kita yang meninggal mendahului datangnya bulan ini. Kita masih ingat mungkin ramadhan sebelumnya mereka masih shalat tarawih bersama, masih berpuasa bersama, bahkan mungkin berbuka bersama, tapi kini mereka tak punya kesempatan lagi.

Coba sekali-kali tanyakan kepada mereka yang sudah tiada, tanyakan pada mereka yang sudah terbaring dikubur, apakah yang mereka inginkan saat ini, ingatlah firman Allah ta’ala yang artinya  “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja, dan di hadapan mereka ada barzakh (dinding) sampai hari mereka dibangkitkan” [QS. al-Mukminun (23): 100].

Sekali lagi, tanyakanlah kepada diri sendiri, sudahkah kita siap mengikuti gerbong kereta waktu itu dengan bekal yang cukup, yakni “amal takwa”. Bila belum, sekarang lah saatnya, sebelum semua terambat. Mari kita sempurnakan Ramadhan kita dengan niat kembali kehadirat Ilahi.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1435 H.



28 Jun 2014

Romance Keindahan Ramadhan di Maroko






Masjid Hassan II di Casabanca - Maroko
Mamlakah al Maghribiyyah kami menyebutnya dalam bahasa arab, sedangkan dalam bahasa perancis biasa disebut Royaume du Maroc yang artinya Kerajaan Maroko. Sebuah negara Islam yang menganut sistem kerajaan, terletak di ujung barat bagian utara benua afrika, tepat dibawah Spanyol, sekitar 14 km jarak laut yang memisahkan keduanya.

Pemerintah kerajaan dibawah komando Raja Mohamed VI sudah memutuskan bahwa puasa ramadhan 1435 H, jatuh bertepatan hari Ahad, 29 Juni 2014. Semoga kita masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menunaikannya hingga sempurna.

Walau masih ada satu hari untuk sampai pada bulan ramadhan, namun suasana keharu-gembiraan telah Nampak dan terpancar diwajah para muslimin Maroko yang sebagian besar menganut madzhab fikih Maliki ini. Begitupun dengan saya yangberharap Ramadhan kali ini benar-benar membawa berkah dan bisa menikmati indahnya lailatul Qadar.

Ini adalah puasa ramadhanku yang ke tujuh insya Allah di tanah negeri matahari terbenam semenjak kedatanganku di awal 2008. Tak terasa belum lama kita mengucap perpisahan dengan bulan Ramadhan tahun lalu, sekarang kita sudah menjemput kembali tamu Mulia ini. Sungguh cepatnya waktu itu berlalu satu tahun putaran penuh telah hilang berganti, namun masihkah kita kembali seperti biasa menjalani dosa diantara tahun-tahun itu. Inilah kesempatan kita untuk melebur dosa-dosa itu, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “ Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar” (HR. Muslim).

Romance keindahan berpuasa Ramadhan di Maroko sungguh terasa, disinilah kami diajarkan arti puasa itu ibadah, bukan sekedar rutinitas tahuhan. Yah, Berpuasa memang harus didasari ikhlas mengharap ridho Ilahi. Di Maroko yang kini memasuki musim panas, kami harus berpuasa selama 17 jam atau lebih 4 jam dari sahabat fillah yang berada di Indonesia, mulai dari terbit fajar shidik jam 3.35 menahan haus dan lapar, menjaga lidah, mata dan telingan untuk menjaga ucapan, pandangan dan pendengaran dari hal-hal yang menghilangkan berkah puasa sampai matahari tenggelam pukul 20.00 GMT.

Benar-benar sebuah keindahan bulan Ramadhan, malam yang singkat berkisar 7 jam, di gunakan seutuhnya untuk beribadah, dimulai berbuka dengan sedikit kurma dan air, lalu shalat fardhu dilanjutkan shalat tarawih, sampe pukul 11 malam, dilanjutkan makan malam besar, istirahat sebentar, dilanjutkan berwirid bagi sebagian muslimin, dan berbekal sedikit kurma untuk mengganjal perut dikala sahur, para muslimin umumnya berangkat kembali ke masjid untuk melanjutkan shalat malam berjamaah atau tarawih kedua sampai adzan subuh berkumandang. Ya inilah kehebatannya, shalat  tarawih dibagi dalam dua waktu, selepas shalat isya dengan menyelesaikan bacaan satu hizb atau setengah juz, dilanjutkan sebelum subuh juga dengan bacaan satu hizb, hingga dalam satu malam menyelesaikan satu juz.

Di Maroko, kami juga diajarkan puasa itu berbagi, yah bagi yang mampu memberikan makanan kepada yang berpuasa untuk berbuka, mereka berbondong-bondong mengharap  mendapat pahala ramadhan yang berlipat ganda dengan bersedekah, dengan memberi makan kala berbuka dan sahur, serta untuk mereka yang beri’tikaf di Masjid.

Ternyata tidak sampai disitu, Romance keindahan Ramadhan di Maroko pun terdengar dari indahnya bacaan-bacaan imam shalat tarawih di masjid-masjid. Salah satunya adalah masjid Hassan 2, masjid termegah dan salah satu masjid terbesar didunia yang memiliki menara masjid tertinggi. Sesekali saya pun menyempatkan shalat tarawih dimasjid tersebut yang berada di pinggir pantai dengan angin sejuk menunjukan kebesaran Tuhan Semesta. Memang masjid ini dibangun sepertiganya berada diatas permukaan laut, diatas menara kala malam terpancar sinar hijau yang menuju kearah kiblat, seolah menghubungkan antara Masjid Hassan 2 dengan Masjidil Haram.
Interior Masjid Hassan II

Mungkin inilah Ramadhan terakhirku di Maroko, menjadi akan sangat terkenang menghiasi perjalanan hidup indah ini selama menempuh pendidikan menuntut ilmu di Univ. Ibn Tofail-Kenitra dan Univ. Hassan II – Casablanca, setelah selesai pendidikan S2 tahun ini, Insya Allah langsung menuju tanah air Indonesia, Amin. Semoga masih diberikan kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk menunaikan dan menyempurnakan Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes