6 Feb 2011

Marakech; Kota Yang Menyihir

Eksotis dan eksotis! Itulah kesan yang akan mengisi otak kita begitu menghirup udara segar kota Marakech. Mengunjungi kota yang satu ini tidak cukup dalam satu hari saja karena anda pasti akan enggan untuk meninggalkannya. Dari Casablanca, Marrakech dapat ditempuh selama 5 jam dengan menggunakan bus atau satu jam dengan menggunakan pesawat. Jangan khawatir, semua fasilitas transportasi dari satu kota ke kota lain sangat nyaman. Perjalanan panjangpun tidak akan terasa karena pemandangan indah yang tersaji disepanjang jalan.

Banyak orang menamakan Marrakech dengan sebutan ‘Red City’ karena warna merah yang mendominasi banyak bangunan di Marrakech. Perlu diketahui, Marrakech adalah salah satu dari empat kota kerajaan di Maroko selain Fez, Meknes dan Rabat. Marrakech adalah ibu kota dari dinasti Almoravid dan Almohad. Posisi geografisnya sangat penting karena terletak tidak jauh dari samudra Atlantik dan gurun Sahara. Selain itu terdapat banyak persimpangan jalan menuju kota-kota penting lainnya seperti Casablanca, Fez, Agadir dan Meknes.
Sejumlah tempat wisata pun bisa di temukan di kota ini seperti:
Masjid Koutoubia di lihat dari pinggir taman
Minaret of the Koutoubia
Dengan ketinggian 77M, menara masjid Koutoubia yang dibangun pada tahun 1190 merupakan icon kota Marrakech yang ‘menguasai’ langit-langit di area Old Medina. Seperti Monas bagi Jakarta atau menara Eiffel bagi Paris.
Ketika matahari tenggelam, pemandangan fantastis akan membuat hati kita berdecak kagum melihatnya. Dikelilingi Koutoubia Garden yang luas dan indah, saat adzan berkumandang, kaum muslimin akan segera memasuki masjid. Sementara para turis berjalan dengan nyaman di trotoar yang besar dan ramah bagi para pedestrian.
Minaret of the Koutoubia merupakan bukti kesempurnaan Hispano-Moresque art di Maroko. Material yang membangun menara yang megah adalah perpaduan dari bata, semen dan batu.
Djemaa el-Fna pada malam hari
Djemaa – el Fna
Dengan berjalan kaki dari area Koutoubia, kita akan sampai di Djemaa – el Fna, sebuah tempat seperti lapangan yang banyak menyedot para wisatawan asing. Tempat dimana jantung kota Marrakech berdetak. Saat malam menjelang, suasana berubah luar biasa meriah. Dengan penerangan beratus-ratus lampu berbagai atraksi ditampilkan oleh para musisi lokal. Selain itu ada penari, atraksi ular, acrobat, pencerita, pemakan api, seniman Henna sampai doger monyet yang penuh dikelilingi pengunjung. Selain berbagai macam atraksi, di Djemaa – el Fna terdapat banyak kios buah-buahan seperti orange yang bisa langsung dibuat jus dengan rasa yang sangat menyegarkan, kios berbagai macam jenis kurma dan makanan. Para ‘chef’ foodstall cukup agresif mengajak para turis untuk mampir. Malam seperti tidak akan berakhir ketika anda berada di Djemaa – el Fna.
Old Medina
Sama seperti di Casablanca, di Marrakech pun terdapat sebuah tempat dengan arsitektur tua yang bernama Old Medina. Banyak terdapat kios yang menjajakan souvenir. Yang sangat mudah ditangkap mata adalah permadani khas Maroko dengan warna-warna yang menarik.

Bahia Palace
Sebuah istana yang diperuntukkan bagi salah seorang permaisuri raja yang bernama Bahia. Dari keempat istri, Bahia adalah yang paling disayang sang raja karena melahirkan anak laki-laki pertama. Lagi-lagi kita akan mengagumi keindahan arsitektur bangunan diatas tanah seluas 8 hektar ini. Bahia Palace dibangun kira-kira pada akhir abad ke 18.
Mengikuti adat Maroko, pada pertengahan ruang selalu terdapat fountain dengan udara terbuka yang dikelilingi oleh berbagai macam tumbuhan seperti orange, anggur dan pisang.
Al-Badi Palace
El Badi Palace diliat dari atas
Al-Badi Palace adalah bukti keindahan luar biasa dari masa lalu. Meski sudah dalam keadaan yang tidak sempurna, hal itu dapat kita lihat dari sisa-sisa kemegahan istana. Dibangun di area yang luas, Al-Badi Palace kini digunakan sebagai tempat festival cerita rakyat Marrakech dan festival film Islam dunia.


Salah satu bangunan yang ada di Majorelle Garden
Majorelle Garden

Adalah Jacques Majorelle, seorang pelukis kelahiran Nancy-Prancis yang datang untuk pertama kalinya ke Marrakech dan pada tahun 1924 mengubah sebidang lahan menjadi sebuah taman yang indah. Taman tersebut hingga kini terkenal dengan nama Majorelle Garden dan sejak tahun 1947, terbuka untuk umum.
Majorelle Garden dapat dikatakan sebagai sebuah taman abad 20 yang paling ‘misterius’. Dikatakan demikian karena Majorelle Garden merupakan ekspresi individual seorang seniman yang sangat langka. Dapat dilihat dari berbagai tumbuhan yang ada di tempat ini, Jacques Majorelle adalah seorang kolektor tanaman yang sangat penting pada masanya.
Sebagai informasi, seorang perancang pakaian terkenal Yves Saint Laurent mendapat kepercayaan untuk menjaga keberadaan Majorelle Garden dimasa depan.

Menara dengan latar pegunungan atlas yang tertutup salju di Marakech

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah meninggalkan tilasan disini.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes