30 Jan 2011

Prioritas Dalam Ibadah

Sesungguhnya agama dalam memberikan penilaian terhadap suatu perkara atau perbuatan sesuai dengan maratibnya atau urutanya, ukuran dan tempatnya; mendahulukan sebagian perkara atas perkara yang lain, mana perkara yang perlu di dahulukan, dan mana pula perkara yang perlu diakhirkan, perkara mana yang harus diletakkan dalam urutan pertama, dan perkara mana yang mesti ditempatkan pada urutan terakhir sesuai perintah tuhan dan petunjuk Nabi s.a.w.

Seperti yang telah di jelaskan oleh Syaikh Yusuf al-Qardlawi dalam bukunya fiqh al-awlawiyyat bahwa segala sesuatu itu sudah ada urutannya, sehingga sesuatu yang tidak penting, tidak di dahulukan atas sesuatu yang penting. Sesuatu yang penting tidak didahulukan atas sesuatu yang lebih penting. Sesuatu yang tidak kuat (marjuh) tidak didahulukan atas sesuatu yang kuat (rajah).

Dan sesuatu yang “biasa-biasa” saja tidak di dahulukan atas sesuatu yang utama, atau yang paling utama. Sesuatu yang kecil tidak perlu dibesar-besarkan, dan sesuatu yang penting tidak boleh di abaikan, setiap perkara mesti diletakkan pada tempatnya dengan seimbang dan lurus, tidak lebih juga tidak kurang.

Sebagaimana difirmankan Allah ta’ala: “Dan Allah swt telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan jangan lah kamu mengurangi neraca itu.” (QS. ar-Rahman :7-9)

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah meninggalkan tilasan disini.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes