2 Des 2012
Akhir dari Sebuah Dosa Bab 2
16.43.00
Burhan Ali
No comments
13. Maksiat akan merusak akal. Karena
akal memiliki cahaya sementara maksiat pasti akan memadamakaan cahaya akal.
Bila cahaya telah padam akal menjadi lemah dan kurang.
Sebagian salaf berkata: “Tidaklah
seseorang bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga hilang akalnya.”
Hal ini jelas sekali Karena orang yang
hadir akal tentu akan menghalangi diri dari berbuat maksiat. Ia sadar sedang
berada dalam pengawasan-Nya di bawah kekuasaan-Nya ia berada di bumi Allah
Subhanahu wa Ta’ala di bawah langit-Nya dan para malaikat Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyaksikan perbuatannya.
14. Bila dosa telah menumpuk hatipun
akan tertutup dan mati hingga ia termasuk orang2 yang lalai. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
كَلاَّ بَلْ
رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Sekali-kali tidak sebenar apa yang
selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu
berkata menafsirkan ayat di atas: “Itu adalah dosa di atas dosa hingga mati
hatinya.”3
15. Bila si pelaku dosa enggan untuk
bertaubat dari dosa ia akan terhalang dari mendapatkan doa para malaikat. Karena
malaikat hanya mendoakan orang2 yang beriman yang suka bertaubat yang selalu
mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِيْنَ
يَحْمِلُوْنَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ
وَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ
كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا
سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ. رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ
عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ
وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. وَقِهِمُ
السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ
هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
“Malaikat-malaikat yang memikul Arsy
dan malaikat yang berada di sekeliling bertasbih memuji Rabb mereka dan mereka
beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang2 yang beriman seraya
berucap ‘Wahai Rabb kami rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu maka
berilah ampunan kepada orang2 yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu dan
peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Wahai Rabb kami
masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka
dan orang2 yang shalih di antara bapak-bapak mereka istri-istri mereka dan
keturunan mereka semuanya. Sesungguh Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha
memiliki hikmah. Dan peliharalah mereka dari kejahatan. orang2 yang Engkau
pelihara dari pembalasan kejahatan pada hari itu maka sungguh telah Engkau
anugerahkan rahmat kepada dan itulah kemenangan yang besar’.”
Demikian beberapa pengaruh negatif
dari perbuatan dosa dan maksiat yang diringkas dari kitab Ad-Da`u wad Dawa`
karya Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu hal. 85-99.
Melakukan perbuatan dosa dan
kesalahan merupakan salah satu tabiat manusia. Meskipun Allah telah
memperingatkan akan bahaya dosa dan kesalahan, bahkan dengan mengancam dengan
siksa yang pedih, tetap saja banyak orang yang bergelimang dosa dan selalu bermaksiat.
Bahkan manusia-manusia sekaliber nabi pun tak lepas dari dosa dan kesalahan
ini.
Lalu bagaimanakah seharusnya kita
sebagai seorang muslim menyikapi kecenderungan manusia untuk berbuat dosa dan
kesalahan ini? Apakah kita menyerah begitu saja, karena memang ini tabiat
manusia?
Apakah kita membiarkan dosa-dosa menyeret kita ke neraka yang penuh
siksa?
Bertaubat dari dosa menerbitkan
cinta Allah dan pahala surga. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu mengatakan:
“Dosa-dosa itu akan mengurangi
keimanan. Jika seorang hamba bertaubat, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
mencintainya. Derajatnya akan diangkat disebabkan taubatnya.
Sebagian salaf mengatakan: ‘Dahulu
setelah Nabi Daud ‘alaihissalam bertaubat, keadaannya lebih baik
dibandingkan sebelum terjatuh dalam kesalahan. Barangsiapa yang ditakdirkan
untuk bertaubat maka dirinya seperti yang dikatakan Sa’id ibnu Jubair
radhiyallahu ‘anhu:
“Sesungguhnya seorang hamba yang
melakukan amalan kebaikan, bisa jadi dengan sebab amalan kebaikannya itu akan
memasukkannya ke dalam neraka. Bisa jadi pula seorang hamba melakukan amalan
kejelekan akan tetapi membawa dirinya masuk ke dalam surga. Hal itu karena ia
membanggakan amalan kebaikannya. Sebaliknya, hamba yang terjatuh ke dalam
kejelekan membawa dirinya untukmeminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni kesalahan-kesalahannya.”
Telah disebutkan dalam hadits yang
shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
الْأَعْمَالُ
بِالْخَوَاتِمِ
“Amal-amal (seorang hamba)
tergantung amalan-amalan yang dikerjakan pada akhir kehidupannya.”
Sesungguhnya kesalahan/dosa seorang
mukmin akan dihapuskan dengan sepuluh sebab, sebagai berikut:
1. Bertaubat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengampuninya. Karena seseorang yang bertaubat dari sebuah dosa seperti orang
yang tidak memiliki dosa.
2. Meminta
ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengampuninya.
3. Mengerjakan
amalan-amalan kebaikan, karena amalan-amalan kebaikan akan menghapuskan
amalan-amalan kejelekan.
4. Mendapatkan
doa dari saudara-saudaranya yang beriman. Mereka memberikan syafaat kepadanya ketika masih hidup dan sesudah meninggal.
5. Mendapatkan
hadiah pahala dari amalan-amalan saudara-saudaranya yang beriman agar Allah
Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat kepadanya dari hadiah tersebut.
6. Mendapatkan
syafaat dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
7. Mendapatkan
musibah-musibah di dunia ini yang akan menghapuskan dosa-dosanya.
8. Mendapatkan
ujian-ujian di alam barzakh yang akan menghapus dosa-dosanya.
9. Mendapatkan
ujian-ujian di padang Mahsyar pada hari kiamat yang akan menghapuskan
dosa-dosanya.
10. Mendapatkan
rahmat dari Arhamur Rahimin, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Barangsiapa yang tidak memiliki
salah satu sebab dari sebab-sebab yang bisa menghapuskan dosa-dosa ini,
janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri. Sebagaimana Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman kelak di hari akhir:
يَا عِبَادِي
إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا
فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا
يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya
ini adalah amalan-amalanmu. Aku menghitungnya untukmu kemudian Aku membalasinya
untukmu. Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah ia memuji Allah,
dan barangsiapa yang mendapatkan selain daripada itu maka janganlah ia mencela
kecuali kepada dirinya sendiri.” [HR. Muslim, 2577]
==========================================================
Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :
"Wajahmu dengan linangan air
mata keinsafan, Lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu, Hatimu takut
dan gementar kepada kehebatan Rabbmu, ..dan dosa-dosa yang silam di sulami
dengan taubat kepada Dzat yang Memiliki mu."
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah meninggalkan tilasan disini.