2 Des 2012

Akhir dari Sebuah Dosa Bab 2



13. Maksiat akan merusak akal. Karena akal memiliki cahaya sementara maksiat pasti akan memadamakaan cahaya akal. Bila cahaya telah padam akal menjadi lemah dan kurang.

Sebagian salaf berkata: “Tidaklah seseorang bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga hilang akalnya.”

Hal ini jelas sekali Karena orang yang hadir akal tentu akan menghalangi diri dari berbuat maksiat. Ia sadar sedang berada dalam pengawasan-Nya di bawah kekuasaan-Nya ia berada di bumi Allah Subhanahu wa Ta’ala di bawah langit-Nya dan para malaikat Allah Subhanahu wa Ta’ala menyaksikan perbuatannya.

14. Bila dosa telah menumpuk hatipun akan tertutup dan mati hingga ia termasuk orang2 yang lalai. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Sekali-kali tidak sebenar apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata menafsirkan ayat di atas: “Itu adalah dosa di atas dosa hingga mati hatinya.”3

15. Bila si pelaku dosa enggan untuk bertaubat dari dosa ia akan terhalang dari mendapatkan doa para malaikat. Karena malaikat hanya mendoakan orang2 yang beriman yang suka bertaubat yang selalu mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الَّذِيْنَ يَحْمِلُوْنَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ. رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

“Malaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekeliling bertasbih memuji Rabb mereka dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang2 yang beriman seraya berucap ‘Wahai Rabb kami rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu maka berilah ampunan kepada orang2 yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Wahai Rabb kami masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang2 yang shalih di antara bapak-bapak mereka istri-istri mereka dan keturunan mereka semuanya. Sesungguh Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha memiliki hikmah. Dan peliharalah mereka dari kejahatan. orang2 yang Engkau pelihara dari pembalasan kejahatan pada hari itu maka sungguh telah Engkau anugerahkan rahmat kepada dan itulah kemenangan yang besar’.”

Demikian beberapa pengaruh negatif dari perbuatan dosa dan maksiat yang diringkas dari kitab Ad-Da`u wad Dawa` karya Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu hal. 85-99.

Melakukan perbuatan dosa dan kesalahan merupakan salah satu tabiat manusia. Meskipun Allah telah memperingatkan akan bahaya dosa dan kesalahan, bahkan dengan mengancam dengan siksa yang pedih, tetap saja banyak orang yang bergelimang dosa dan selalu bermaksiat. Bahkan manusia-manusia sekaliber nabi pun tak lepas dari dosa dan kesalahan ini.

Lalu bagaimanakah seharusnya kita sebagai seorang muslim menyikapi kecenderungan manusia untuk berbuat dosa dan kesalahan ini? Apakah kita menyerah begitu saja, karena memang ini tabiat manusia? 

Apakah kita membiarkan dosa-dosa menyeret kita ke neraka yang penuh siksa?

Bertaubat dari dosa menerbitkan cinta Allah dan pahala surga. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu mengatakan:

“Dosa-dosa itu akan mengurangi keimanan. Jika seorang hamba bertaubat, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mencintainya. Derajatnya akan diangkat disebabkan taubatnya.

Sebagian salaf mengatakan: ‘Dahulu setelah Nabi Daud ‘alaihissalam bertaubat, keadaannya lebih baik dibandingkan sebelum terjatuh dalam kesalahan. Barangsiapa yang ditakdirkan untuk bertaubat maka dirinya seperti yang dikatakan Sa’id ibnu Jubair radhiyallahu ‘anhu:

“Sesungguhnya seorang hamba yang melakukan amalan kebaikan, bisa jadi dengan sebab amalan kebaikannya itu akan memasukkannya ke dalam neraka. Bisa jadi pula seorang hamba melakukan amalan kejelekan akan tetapi membawa dirinya masuk ke dalam surga. Hal itu karena ia membanggakan amalan kebaikannya. Sebaliknya, hamba yang terjatuh ke dalam kejelekan membawa dirinya untukmeminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni kesalahan-kesalahannya.”

Telah disebutkan dalam hadits yang shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِمِ

“Amal-amal (seorang hamba) tergantung amalan-amalan yang dikerjakan pada akhir kehidupannya.”
Sesungguhnya kesalahan/dosa seorang mukmin akan dihapuskan dengan sepuluh sebab, sebagai berikut:

1.         Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuninya. Karena seseorang yang bertaubat dari sebuah dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa.

2.         Meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuninya.

3.         Mengerjakan amalan-amalan kebaikan, karena amalan-amalan kebaikan akan menghapuskan amalan-amalan kejelekan.

4.         Mendapatkan doa dari saudara-saudaranya yang beriman. Mereka memberikan syafaat kepadanya ketika masih hidup dan sesudah meninggal.

5.         Mendapatkan hadiah pahala dari amalan-amalan saudara-saudaranya yang beriman agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat kepadanya dari hadiah tersebut.

6.         Mendapatkan syafaat dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

7.         Mendapatkan musibah-musibah di dunia ini yang akan menghapuskan dosa-dosanya.

8.         Mendapatkan ujian-ujian di alam barzakh yang akan menghapus dosa-dosanya.

9.         Mendapatkan ujian-ujian di padang Mahsyar pada hari kiamat yang akan menghapuskan dosa-dosanya.

10.       Mendapatkan rahmat dari Arhamur Rahimin, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Barangsiapa yang tidak memiliki salah satu sebab dari sebab-sebab yang bisa menghapuskan dosa-dosa ini, janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kelak di hari akhir:

يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya ini adalah amalan-amalanmu. Aku menghitungnya untukmu kemudian Aku membalasinya untukmu. Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain daripada itu maka janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri.” [HR. Muslim, 2577]


==========================================================
Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :
"Wajahmu dengan linangan air mata keinsafan, Lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu, Hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbmu, ..dan dosa-dosa yang silam di sulami dengan taubat kepada Dzat yang Memiliki mu."


0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah meninggalkan tilasan disini.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes