3 Jun 2011

Ultah, Kenapa Mesti Berbahagia..????

22 tahun yang lalu, ku teringat bayi kecil yang masih lemah dalam dekapan hangat sang ibu, jeritan tangis bayi kecil itu membuat orang-orang disekelilingnya tersenyum bahagia, tangan kecil yang masih mengepal, dan tubuh mungil yang imut terbalut kehangatan selimut, begitu cerita yang ku dengar dari kakak-kakakku tentanng diriku.

Masa kecil ku berlalu dengan kehangatan bersama dua kakak laki-laki dan empat mbakku. karena ku yang paling kecil, semua perhatian membuatku bahagia. hingga ku ditemani oleh dua adik perempuanku. dan kini saatnya ku yang menaruh perhatian buat adik2ku yang ku sayangi.

Hingga waktu berjalan begitu cepat, ku duduk di bangku MAN. disana selama tiga tahun kulalui hari-hariku dengan kebersamaan, dengan keindahan, canda dan tawa dengan sahabat-sahabat yang takkan pernah kulupakan, karena merekalah yang telah banyak mengajariku, dari mereka ku menyerap bagaimana ku harus ada dan untuk apa aku ada.

namun sekali lagi ku melihat waktu yang terus  berlalu, ku harus terpisahkan dari sahabat-sahabatku itu, kini ku pindah di dunia yang jauh diujung barat afrika, tempat matahaari terbenam, memulai kehidupan dengan kemandirian dan kedewasaan, menguji kesabaran dan kemampuan. dalam kesepian dan kesunyian seperti dalam pertapaan sanng sufi. Dan ternyata disinilah ku menemukan jalan hidupku yang baru. ke menemukan kembali sahabat-sahabat yang mengenalku, yang peduli satu sama lain, ku menemukan kelurga baru, keluarga yang tidak mengenal suku dan budaya, adat dan bahasa.

Ku sadar, ketika ku melihat waktu kembali, pasti kita akan menemukan lagi langkah hidup kita, tujuan hidup kita. ntah dimana kita akan terdampar setelah ini.

22 tahun, bukanlah hal yang pendek, namun setelah kita menjalani serasa cepat sekali. dan ku sadar semakin banyak waktu  yang kulalui, semakin dekatlah pintu yang menunggu kita, yang mana setiap orang pasti melaluinya.

Harapan dan doa senantiasa di panjatkan untuk kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang, renungan tak lupa dituangkan untuk muhasabatun nufus yang perlu diingat.

Hari ini ada yang bertambah dan ada yang berkurang.
Bertambah, ya aku bertambah tua.
Berkurang, ya jatah umurku di dunia ini semakin berkurang.
Orang bilang "menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah sebuah pilihan".

Sebenarnya hari ini tidak ada yang spesial - bahkan terbilang sama - seperti hari - hari lainnya. Hanya saja hari ini banyak teman dan rekan yang memberi selamat ulang tahun,

Kembali aku merenung, apa saja yang sudah kulakukan di tahun lalu dan apa yang akan kulakukan di tahun depan.

Sejenak aku ingat sebuah filosofi :

MENIRULAH PRIBADI ORANG KAMU KAGUMI,
KARENA MENIRU ADALAH JALAN  TERPENDEK UNTUK MENJADIKAN DIRI  KAMU SAMA DENGAN PRIBADI YANG KAMU  KAGUMI.
(Mario Teguh)

Kali ini, ijinkan aku meniru Mario saat berulang tahun, yakni menyampaikan perenungan singkatku atas hidupku, semoga dapat memberikan kekuatan bagi yang merasa lemah, jalan bagi yang merasa buntu, dan harapan bagi yang merasa hilang harapan.

Pada hari ulang tahun yang tak lain adalah jatah hidup kita sudah dikurangin oleh sang Pemilik ruh dan raga ini.jatah oksigen dikurangin dan semuanya juga sudah berkurang. Ini berarti kita semakin dekat dengan kematian dan calon mayit..iya...kita semakin dekat dengan alam barzah.

Banyak orang yang sebenarnya tau akan makna hari itu,tapi karena dunia adalah segalanya baginya maka dia lupa klo dia sebentar lagi akan "pulang kampung" halaman yang sesungguhnya.Bukankah klo pulang kampung kita harus ada bekal?
apakah kita sudah mempersiapkannya?

ada sebagian orang yang sudah mempersiapkan hal ini jauh-jauh hari agar mereka tidak ketinggaln kereta dan tidak menyesal dikemudian hari yang dimana pada saat itu tidak ada lagi kesempatan untuk kedua kalinya.

Bukankah kita harus bersyukur dengan adanya ultah kita jd semakin dekat dengan mati? dan dengan adanya ULTAH berarti Allah udah ngasi kita kesempatan sampai saat ini? tapi apakah kita sudah memamfaatkannya? apakah kita sudah mempersembahkan yang terbaik? sudahkah?apakah kita akan selalu minta dipanjangkan umur?Padahal umur kita sudah ditetapkan dan tidak akan diundur-undur lagi?

Sesungguhnya hitungan nafas telah ditetapkan, hitungan detik telah diperhitungkan.
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi modal tapi tidak digunakannya,
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi nafas tapi disia siakannya,
sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi waktu tapi disia siakannya.


0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah meninggalkan tilasan disini.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes