Ku tak tahu apa yang terjadi pada diriku ini, kadang bahagia tapi tak jarang pula merasa sedih, kadang punya harapan tapi juga sering takut karena harapan. Hati ini pengen menyendiri, berkhalwat, menyepi, menelusuri lembah kekhawatiran, melintasi jurang kegundahan, berjalan diantara dinding ketakutan, diantara tembok kegelisahan.
Hati ini kesepian yang membutuhkan teman, kawan yang mengerti, yang memahami apa yang ku mau, apa yang ku cari. Tapi sampai kini tak ada yang seperti itu, tak ada teman seperti yang kumau, cuma pena ini dan buku ini yang setia menemani, yang mengerti apa yang kumau, yang setia menguraikan kegundahan hati kegelisahan diri ketakutan yang terlalu dan harapan yang samar.
Mimpiku, rasaku bahkan asaku selalu diliputi yang tak ada, yang jauh dimata, ya.... itulah keluargaku, temanku, kampung lamaku yang selalu mengikuti bahakn disini hingga kini. Ku tak tahu apa yang terjadi pada mereka hingga ku mengkhawatirkan mereka.
Hatiku takut, rasaku getir terasa karena apa yang terjadi pada diriku, harapanku, asaku, citaku tak terpaku, masih terasa ngambang di awan diantara teratai petang, yang tak kelam dimakan zaman, seperti air yang tak jelas diatas daun talas,seperti daun gugur yang di terbangkan angin, seperti sampah yang terbawa arus.
Diriku seperti gua yang gelap tanpa kehidupan, tanpa cahaya kebahagiaan, tanpa pancaran harapan. pendirianku rapuh yang tak kuat menahan goncangan, yang tak sanggup menahan terpaan angin, yang tak kuasa akan coabaan. perasaanku selalu takut karena samarnya harapan, karena gelapnya jalan yang kan kutempuh tanpa cahaya tanpa arah dan tujuan.
Ini semua ingin ku adukan pada-Mu, ingin ku tanyakan pada-Mu yang menguasai semesta, yang mencipta akan rasa, yang memberi harapan, yang menguatkan semua pendirian, yang memberi petunjuk dan cahaya kepada setiap insan.
Kepada-Mu lah ku kembali dan di kembalikan dengan semua urusan.
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah meninggalkan tilasan disini.