Baru saja kita menginjakan diri kita di bulan mulia Ramadhan,
mungkin kalo masih diingat barulah kemarin kita berpamitan dengan Ramadhan
sebelumnya dengan menikmati ramainya hari raya Idul Fitri, tapi sekarang kita
sudah pada hari pertama bulan penuh berkah ini. Itu artinya, satu tahun penuh
kita telah lewati.
Iya, satu tahun telah berlalu sungguh terasa cepat, namun dari
waktu yang berlalu itu apakah yang sudah kita perbuat? Apakah amalan baik kita
yang lebih berat? Atau timbangan dosa kita? Mari kita rehat sejenak dari urusan
peliknya dunia dan politik, kita kembali ke hati nurani kita, kalau pahala kita
lebih berat timbangannya patut disyukuri atas karunia Allah ta’ala yang memberi
hidayah dan istiqamah, namun bila dosa kita yang lebih besar, seyogyanya lah
kita kembali, bertaubat kepada Ilahi pada bulan ini, mari kita sempurnakan
bulan mulia ini yang bisa melebur dosa-dosa kita yang telah lalu, Nabi Muhammad
SAW, bersabda : "Shalat lima waktu dan dari Jum'at satu ke Jum'at
berikutnya, dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, adalah penebus dosa antara
waktu yang satu dengan waktu yang berikutnya, selama dosa-dosa besar
dijauhi-." (Riwayat Muslim).
Satu putaran penuh telah kembali kita lewati, itu artinya semakin
dekatlah kita, bukan dekat kepada kerabat atau sanak family, bukan pula dekat
kepada kesuksesan atau kelulusan, tapi dekatlah kita kepada ajal untuk kembali
kepada Yang Memiliki.
Waktu yang kita lalui ibarat gerbong kereta yang terus melaju, ia
tak peduli kita mau ikut naik atau tidak, mau siap dengan bekal atau tidak, mau
dengan suka ataupun tidak, tetap gerbong waktu itu akan terus melaju membawa
kita. Oleh karenanya sebaik-baik orang yang terbawa oleh gerbong itu adalah
orang yang sudah siap dengan bekal, yaitu berbekal takwa, bukankah takwa itu sebaik-baik
bekal untuk kehidupan kelak.
Oleh karenanya waktu dan ajal yang tak kenal kompromi, marilah kita
kembali menyiapkan bekal kita di bulan suci ini, karena belum tentu bulan
ramadhan berikutnya kita masih bisa mengikutinya, bahkan hari esok pun kita tak
pernah tau apakah kita masih bisa ikut shalat tarawih bersama, sahur, berpuasa
dan berbuka.
Belum tentu apa-apa yang sudah kita persiapkan dirumah, adanya
syirup, kue-kue manisan, kurma, dan barang-barang persiapan selama satu bulan
ramadhan kita bisa menikmatinya, “la tadri madza taksibu ghodan” , sekali-kali
kamu tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi di hari esok.
Marilah kita persiapkan bekal kita, kita optimalkan dan maksimalkan
kesempatan yang masih di beri oleh Allah ta’ala, tidaklah engkau berfikir,
kitalah orang-orang yang terpilih, orang yang diberi nikmat mengikuti ramadhan
mubarak ini, sudah berapa banyak orang-orang sekeliling kita, orang-orang
sebelum kita yang meninggal mendahului datangnya bulan ini. Kita masih ingat
mungkin ramadhan sebelumnya mereka masih shalat tarawih bersama, masih berpuasa
bersama, bahkan mungkin berbuka bersama, tapi kini mereka tak punya kesempatan
lagi.
Coba sekali-kali tanyakan kepada mereka yang sudah tiada, tanyakan
pada mereka yang sudah terbaring dikubur, apakah yang mereka inginkan saat ini,
ingatlah firman Allah ta’ala yang artinya
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah
aku (ke dunia). agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja, dan di hadapan mereka ada barzakh (dinding) sampai hari
mereka dibangkitkan” [QS. al-Mukminun (23): 100].
Sekali lagi, tanyakanlah kepada diri sendiri, sudahkah kita siap
mengikuti gerbong kereta waktu itu dengan bekal yang cukup, yakni “amal takwa”.
Bila belum, sekarang lah saatnya, sebelum semua terambat. Mari kita sempurnakan
Ramadhan kita dengan niat kembali kehadirat Ilahi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1435 H.