"Adakah tuhan yang lain selain Allah swt.?" itulah kira-kira arti dari judul kita kali ini yang diambil dari potongan ayat Al-Quran pada surat An Naml. berikut penjelasannya
"Katakanlah:` Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia?
Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).
Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa (pula) kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).
Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah:` Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar `.
Katakanlah:` Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah `, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS. An Naml : 59-65)
Pada ayat-ayat ini terdapat perintah untuk manusia berpikir dan membandingkan mana yang baik antara Allah dengan sesuatu yang mereka sekutukan dengan Allah itu. Sekalipun menurut zahirnya ayat ini menyuruh manusia agar memperbandingkan Allah dengan berhala-berhala, tetapi maksud itu ialah bahwa dengan keterangan-keterangan dan bukti-bukti yang nyata, seandainya orang-orang kafir itu mau menggunakan pikirannya, tentulah mereka sampai kepada kesimpulan bahwa Allah-lah yang berhak disembah, bukan berhala-berhala yang tidak mampu berbuat sesuatu itu.
Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah saw membaca ayat ini, maka beliau mengucapkan:
بَلِ اللّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى وَ أَجَلُّ وَ أَكْرَمُ
Artinya:
"Bahkan Allah lebih baik, lebih kekal, lebih agung dan lebih mulia."
Pada ayat ke 60 dari surat An Naml, Allah SWT menanyakan, yang maksudnya, "Atau siapakah yang menciptakan langit, bumi dan isi yang berada di dalamnya, dan yang menurunkan air hujan dari langit untukmu lalu dengan sebab air hujan ia menumbuhkan kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sendiri sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya?"
Ayat ini perlu menjadikan perhatian terutama bagi mereka yang sering mengadakan perjalanan keliling sebagai wisatawan atau lainnya, ketika mereka melihat pemandangan yang indah, seperti kebun raya, kebun binatang, aquarium, berbagai pameran hasil industri pertanian, pertekstilan dan sebagainya mereka harus memandang keindahan alam yang berada di depan dan di sekelilingnya itu sebagai cermin yang terlihat di dalamnya segala keindahan, keagungan dan kesempurnaan Allah Maha Penciptanya. Melihat keindahan alam dengan mata kepalanya dan 'ainulbasirah. Dengan mengamalkan cara yang demikian itu, maka tidak akan putus-putus ingatannya kepada Allah SWT, karena ia setiap melihat makhluk ia melihat Khaliknya, dan bila hal demikian itu telah menjadi kebiasaan dan kebudayaan, maka ia akan merasakan ketauhidan yang murni, bersih dari segala unsur kemusyrikan. Maka patutlah pertanyaan tersebut disambung lagi dengan pertanyaan kedua, yaitu: "Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain?" Jawabnya: "Tidak, sebab hanya Allahlah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. "Hanya sebenarnya orang-orang yang menyembah berhala itu adalah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Kenapa mereka dikatakan menyimpang? Sebab, jika mereka ditanya: "Siapakah yang menurunkan air kemudian menghidupkan dengan air itu bumi yang tadinya menjawab: "Allah" sesuai dengan firman-Nya:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Artinya
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dan langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi, bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah", (Q.S. Al Ankabut: 63)
Orang-orang penyembah berhala itu mengakui bahwa berhala mereka tidak dapat menurunkan air hujan yang jadi sebab kemakmuran bumi; mengapa mereka tetap juga menyembahnya?. Karena mereka hanya mengikuti kebiasaan nenek moyangnya saja, walaupun kebiasaan itu tidak sejalan dengan alam pikiran yang sehat.
Pada ayat berikutnya, Allah SWT mengemukakan lagi pertanyaan dalam rangka mengungkapkan kesesatan penyembah-penyembah berhala, yang maksudnya: "Apakah pantas seseorang menyembah berhala-berhala yang tidak memberi manfaat dan mudarat itu, ataukah yang pantas disembah, Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai tempat kediaman bagi manusia dan hewan-hewan, Yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya untuk ini minuman manusia dan hewan-hewan piaraannya dan untuk menyiram kebun-kebun tanamannya dan Yang menjadikan gunung-gunung untuk mengokohkan bumi yang banyak mengandung kemanfaatan dengan adanya hutan-hutan di atasnya dan berbagai logam dan mineral di dalamnya dan Yang menjadikan suatu pemisah antara air laut yang asin dan sungai yang membawa air tawar ke muaranya?. Sungai yang tawar itu setelah sampai di laut tidak langsung menjadi asin? "Dalam merenungkan semua kejadian alam itu apakah ada lagi tuhan selain Allah?" Bahkan sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui nilai keagungan Allah Maha Pencipta itu, sehingga menyamakan-Nya dengan berhala-berhala yang sama sekali tidak memberi manfaat dan mudarat itu.
Pada ayat selanjutnya masih dari surat An Naml, Allah SWT mengemukakan lagi pertanyaan ketiga dalam rangka menyingkapkan tabir kesesatan penyembah berhala. Kedua pertanyaan sebelumnya mengenai bidang materi, sedang pertanyaan ketiga ini menyangkut kerohanian. Siapakan yang mengabulkan permohonan orang yang herada dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya? Seperti penumpang sebuah kapal di tengah laut yang sedang diserang badai angin taufan yang dahsyat, yang hampir tenggelam, kemudian ia berdoa memohon keselamatan kepada Allah, maka berhalakah yang dapat menyelamatkannya dari bahaya maut, ataukah Allah sendiri? Apakah jika timbul kekacauan dalam bumi, lalu kamu memerlukan seorang Khalifah yang bijaksana, maka adakah tuhan selain Allah yang dapat mengemudikan dan melancarkan pembangunan negara itu? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).
Kemudian pada ayat selanjutnya, Allah SWT mengemukakan pertanyaan keempat dalam rangka mengungkapkan tabir kesesatan penyembah berhala. Yaitu: "Atau siapakah yang memimpin kamu dalam perjalanan yang gelap di daratan dan lautan, ketika kamu tersesat dari jalan yang henar? Bukankah Allah yang menciptakan bintang-bintang di langit yang oleh kamu dijadikan penunjuk jalan, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
Artinya:
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. (Q.S. Al An'am: 97)
Dapatkah berhala-herhala yang oleh mereka disembah itu memberi petunjuk kepada mereka dalam kegelapan di darat dan di laut? Tentunya tidak. Kalau begitu, mengapa mereka disembah pula? Dan siapa pulakah yang mendatangkan angin pembawa kabar gembira bagi para petani sebelum turun hujan yang merupakan rahmat besar dari Tuhan? Dapatkah berhala-berhala itu berbuat seperti demikian? Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Maha Suci lagi Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan dengan-Nya.
Kemudian Allah SWT mengemukakan pertanyaan yang kelima dalam rangka memperlihatkan keadilan dan ke Esaan-Nya, yaitu: "Atau siapakah yang menciptakan manusia dari permulaanya dalam bentuk yang seindah-indahnya, kemudian mematikannya bila Dia kehendaki, kemudian mengulanginya lagi pada Hari Kiamat, setelah menjadi tulang-belulang, menjadi manusia lagi setelah dibangkitkan dari kuburnya? Dan siapa yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi dengan menurunkan air hujan dari langit yang menyebabkan timbulnya kesuburan tanaman yang buahnya di makan oleh kamu dan binatang ternakmu? Apakah di samping Allah ada lagi tuhan yang lain? Dan setelah Allah mengemukakan lima buah pertanyaan, yang jika diadakan renungan dan pemikiran, pasti akan menjadi bukti tentang kekuasaan dan keesaan-Nya, maka Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad saw supaya menanyakan kepada orang-orang penyembah berhala itu alasan dan bukti-bukti kebenaran mereka, jika memang mereka itu orang-orang yang benar: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu memang orang yang beriman".
Selanjutnya Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad saw, supaya menerangkan, bahwa tidak ada seorangpun yang mengetahui perkara yang gaib baik di langit maupun di bumi melainkan Allah Taala sendiri sesuai dengan firman-Nya:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
Artinya:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. (Q.S. Al An'am: 59) .
Dan firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ
Artinya:
Sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Lukman: 34)
Yang dimaksud dengan perkara gaib di sini ialah persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan keadaan dan kehidupan di akhirat dan persoalan-persoalan di dunia yang berada dalam lingkungan perasaan tetapi di luar kemampuan manusia mencapainya. Diriwayatkan dari Masruq dari 'Aisyah beliau berkata: "Barangsiapa yang beranggapan bahwa Nabi Muhammad saw mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka ia telah berbuat dusta terhadap Allah, karena Allah Taala sendiri menyatakan:
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
Artinya:
Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah". (Q.S. An Naml: 65)
Dalam ayat ini disebutkan salah satu di antara yang gaib itu ialah mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan dari kubur, pada Hari Kiamat karena kiamat itu datangnya secara tiba-tiba sesuai dengan firman Allah:
ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً
Artinya:
Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". (Q.S. Al A'raf: 187)
Allohu a'lam bisshowab.
Referensi : Tafsir Depag RI.
|
"Apakah ada tuhan lain selain tuhan Allah ta'ala?" |