Tak mau ketinggalan diwaktu yang ditunggu-tunggu, perjalananku dari Casablanca ke kota Beni Mellal yang berada di bawah kawasan pegunungan Atlas yang membentang di tengah negara Maroko, menjadi pemula untuk menikmati indahnya hidup dan mensyukuri atas segalanya.
Dari kota-kota yang dilalui, kesimpulan yang didapat menunjukan satu kalimat yang sama bahwa Maroko dengan negeri pembangunan yang pesat. Terlihat dari setiap kota dengan pembangunan yang serempak, dengan tata kota yang hampir sama, dengan bangunan-bangunan yang berdiri seolah mereka telah berkata satu dibawah komando.
Sedikit sebelum Sampai di kota Khouribga, banyak orang-orang Maroko dengan berjejer dipinggir jalan di belakang pagar-pagar besi dengan antusias menanti, seperti ingin melihat pasangan pengantin, atau pawai, atau jugaa menanti orang besar yang akan lewat. di pinggir-pinggir jalan raya tang kulewati nampak gambar-gambar Raja Mohammed VI, raja yang sangat dikagumi dan dihormati warganya. ditambah dengan tulisan-tulisan sanjungan ikut menghiasi ramainya jalan raya kota tersebut.
Diantara sanjungan-sanjungan yang diberikan rakyatnya, "Kerajaanmu di negeri ini, dan namamu di hati kami", "Engkau yang melindungi kami dan kamipun tetap melindungimu." dan masih banyak lagi.
Sebuah kejutan datang dengan tanpa diduga-duga, Bis yang saya tumpang setelah keluar dari Terminal Khouribga, tepat dilampu merah berhenti. Dua polisi lalulintas dengan tegap dan sigap memberi hormat dan wajah keatas, terlihat didepannya lewat dua orang dengan mobil sport yang mewah tanpa pengawalan yang ketat dan diikuti mobil-mobil rakyat. itulah Raja Maroko yang dielu-elukan rakyatnya, ku yang kebetulan duduk dipenggir jendela bis dan bagian depan melihat dengan langsung raja yang menjadi kebanggan rakyat Maroko. sontak dengan tiba-tiba orang yang didalam bus langsung teriak, "Ada raja lewat"(tentu dalam bahasa mereka) mereka yang melihatnya secara langsung terlihat bahagia dan senang. sedang yang tak melihat cuma diam tertunduk lesu dan bingung.
Keluar dari Khouribga, ternyata jalan yang kulewati bukan jalan yang biasa, yakni lewat Fquih BenSaleh, tapi lewat Oedzem, Benjaad dan Tadla, dan tentu ini memakan waktu yang lebih lama yakni sekitar 1 jam 30 menit. pukul 18.00 yang seharusnya sudah sampai tempat tujuan ternyata molor sampai 19.30 GMT. dan dugaanku tidak meleset dengan bertanya-tanya dengan orang Maroko yang duduk disebelahku.
Ada keasikan dan pengalaman tersendiri dengan melewati jalur baru tersebut, selain pemandangan alam yang baru ku juga disuguhi dipinggir jalanan dengan upacara kegiatan musim semi ala maroko. ternyata tenda-tenda dan kuda yang tertambat seperti yang dijelaskan diatas itu untuk upacara, sejenis kegiatan yang menunjukan kegembiraan masyarakat setempat dengan datangnya musim semi. Kegiatan festival tersebut dinamai Fantasia dalam tulisan arab : الفنتازيا.
"Fantasia" biasa diadakan untuk menggambarkan sukacita orang-orang baik untuk pernikahan, festival, dan memberikan suasana meriah dalam keterampilan berupa jiwa ksatria dan upacara ritual, budaya.
Berselang dengan terlena asyik melihat ritual festival itu, terasa pelan matahari sudah hampir tenggelam dengan menyisakan warna kuning di barat dan bayangan yang mulai pudar.Sampai di Oedzem ku terpaksa ganti bus, karena bus yang pertama berasalan ada masalah dengan mesin sehingga kita harus ganti. Padahal menurut saya itu bukan karena masalah mesin, tapi karena penumpang yang mau ke beni mellal cuma sedikit, sehingga mereka melemparkan tanggung jawab dengan menelantarkan penumpang yang ada.Setelah menunggu sekitar 30 menit, datanglah bus yang akan mengangkut kami meneruskan perjalanan. masih dengan pemandangan yang sama di sore hari, terlihat hamparan dataran hijau yang didominasi oleh tanaman gandum, diikuti oleh kacang-kacangan dan pohon buah-buahan seperti jeruk.
Hingga sampai dikota kecil bernama Benjaad, kembali ku terpana dengan tata kota kecil yang bersih namun rapi. kecilnya kota bukan menjadi alasan untuk menjadi kota yang terkucilkan dengan kotor dan semrawut. memang pojokan kota terlihat sepi bahkan terminal kecil yang menjadi tempat pemberhentian pun cuma ada dua bus, satu bus yang saya tumpangi dan satunya lagi bus kosong yang diparkir dihalaman terminal.
Tak lama setelah menurunkan-menaikkan penumpang bus kembali berjalan hingga sampai di kota Tadla. dengan tempat yang sering disebut Qasbah Tadla. Waktu maghrib sampai dikota ini dengan lampu-lampu dipinggir jalan yang sudah menyala menuntun kami menyusuri setiap jalan menuju tempat pemberhentian berikutnya.
Tempat yang dikunjungi dan menjadi kebanggaan warganya adalah Ain Sourdon, Sebuah mata air dari pegunungan yang kemudian dibangun Irigasi mengaliri setiap saluran dengan membentuk seperti air mancur di pinggir pegunungan dengan taman-taman dan tempat duduk yang banyak. Sebenarnya merupakan tempat yang sangat biasa, namun karena kebanggaan dan kepedulian pemerintah dan warganya tempat itu seolah menjadi Luar biasa, banyak warga asing yang coba mengobati penasarannya ketempat ini.
Selain Ain Sourdon, tak jauh dari tempatnya sektiar 200 meter diatasnya terdapat Qasbah, sebbuah bangunan empat sisi diatas gunung. Dari sini kita bisa menikmati seluruh penjuru kote Beni Mellal. bahkan kawasan kecil yang berada disekitarnya.
Bersambung.... ke bagian 2