26 Sep 2011

Khutbah Jumat : Tafsir Surat An-Nahl Ayat 90

Kaum Muslimin dan muslimat yang dirahmati Alloh.
Pada kesempatan khutbah kali ini Khatib hanya bisa berpesan kepada diri khatib sendiri dan kepada jamaah shalat jumat agar selalu bertaqwa kepada Alloh swt. "فإن خير الزاد التقوى" Karena sebaik-baik bekal adalah taqwa dan wasilah yang paling baik untuk sampai kepada ridlo sang khalik, yang telah  menjanjikan bagi orang yang bertitel "taqwa" dengan Jalan keluar dari setiap kesempitan dan kebuntuan, dan dengan rizki yang banyak serta di permudah dari berbagai jalan yang tidak disangka-sangka.
"ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب"
"ومن يتق الله يجعل له من أمره يسرا"
Dan menjanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa dengan kemudahan dalam setiap urusannya.
Alloh swt berfirman yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan[pembeda]. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar"(QS Al-An'am : 29).
Alloh ta'ala memberi kabar gembira  bagi orang-orang yang bertqwa dengan diberikan ilmu yang merupakan  petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, Ilmu yang bermanfaat yang membedakan antara yang halal dan yang haram serta menghapuskan segala kesalahan dan memberi ampunan dengan maghfirahNya.
Jika ditanyakan berkaitan dengan tafsir atau penjelasan tentang taqwa dan pengaruh serta faidahnya. Bahwa Pokok atau dasar dari taqwa adalah dengan "Taubah An-Nasuhah" taubat dengan penuh kesungguhan dari segala dosa dan kesalahan dalam setiap saat kepada "علام الغيوب" yang maha mengetahui yang ghaib"  dan diikuti dengan niat dalam menjalankan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan setiap larangan-larangan dari yang diharamkan. Yaitu dengan memberikan hak-haknya kepada alloh dan hak-hak kepada setiap makhluk, dan selalu mendekatkan diri kepada Alloh, tuhan semesta alam.
Sidang Jamaah shalat jumat yang di berkahi Alloh
Dalam setiap akhir khutbah, setiap khatib selalu membacakan sebagai wasiat dari sang maha pencipta yang diturunkan kepada hamba yang paling mulia dan paling agung kanjeng Nabi Muhammad SAW, melalui al-Qur'an yang mulia yang termaktub dalam Surat An-Nahl ayat 90 yang artinya :
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
Dalam satu ayat ini alloh ta'ala menjelaskan beberapa  perintahNya dan menjelaskan untuk menjauhi LaranganNya. Dan Menyuruh untuk selalu bertaqarrub, atau mendekatakan diri kepada Alloh swt dengan niat hanya mencari Ridlo sang ilahi, Alloh 'Azza wa jalla.
Bagaimana Alloh ta'ala memerintahkan kepada setiap hambanya untuk mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya hanya semata-mata (لمصالح العباد) untuk kemaslahatan hamba itu sendiri, Alloh membuat aturan dan undang-undang dengan melihat kepentingan dan kemaslahatan untuk manusia.
 Dari ayat diatas bisa di kutip tentang perintahNya untuk berlaku adil (إن الله يأمر بالعدل) karena berlaku adil adalah asas untuk keberlangsungan hidup didunia.
dan kemaslahatan setiap urusan adalah dengan selalu istiqamah berada pada jalur yang adil.
"أكبر العدل القيام بالعبودية وتحقيق التوحيد, وأعظم الظلم الشرك بالله واتخاذ العديل به والنديد"  
Adil yang paling besar adalah dengan melaksanakan dan mendirikan tauhid (mengesakan Alloh) sedangkan kedzaliman yang paling besar adalah melakukan perbuatan syirik terhadap alloh swt. Atau menyekutukan alloh dengan selainnya.
Dan termasuk dari perbuatan adil adalah dengan mendirikan shalat dan membayar zakat dan melaksanakan setiap kegiatan sesuai dengan ajaran syariat agama islam.
Juga dengan melaksanakan kewajiban dan memberikan hak kepada kedua orang tua, karib kerabat, tetangga dan lainnya.
Dan termasuk dari adil adalah berlaku adil kepada manusia lainnya dalam masalah hukum dan memperlakukannya sama. inilah adil yang sering kita dengar dalam keseharian kita.
Dan masih dalam kategori adil adalah bermuamalah dalam masyarakat dengan selalu menepati dikala berjanji, jujur dalam perkataan dan perbuatan, dan memberikan bagian atau hak orang lain kepada yang berhak tanpa mengurangi atau curang dalam timbangan. Hal inilah yang Alloh ta'ala singgung dalam surat al-Muthaffifin ayat 1-5 yang artinya:
"celakalah bagi orang-orang yang curang,  (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar"
Yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.
Masih dalam kategori adil adalah Memberikan hak kepada diri sendiri, kerabat dekat dan saudara jauh. Dalam diri kita pun ada hak untuk makan, minum, istirahat, belajar, ibadah, dan muamalah dengan istri dan keluarga. Dengan menunaikan hak kepada diri sendiri dan orang lain maka itu termasuk dari berlaku adil sesuai yang diisyaratkan Alloh ta'ala dalam surat an-nahl ayat 90 diatas.
Ma'asyirol muslimin wa zomrotal mu'minin rahimakumulloh
Dan perintah yang kedua adalah berlaku ihsan/berbuat baik. Ihsan yang merupakan puncak dari iman. Ketika orang beriman melakukan ibadah dan bisa menghadirkan Ihsan dalam ibadahnya, dia akan bisa merasakan nikmatnya ibadah. Rasululloh Saw telah mendefinisikan makna Ihsan dalam sebuah hadist yang masyhur dari Sahabat Abdulloh bin umar dari umar bin khotob , yaitu hadist tentang iman, islam dan ihsan.
فَقَالَ : الإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ ،فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Tatkala malaikat jibril bertanya tentang ihsan, beliau menjawab :"Ihsan adalah Engkau menyembah Alloh dan seolah-olah engkau melihatnya, dan jika engkau tidak melihatnya maka Alloh melihatmu." (Bukhari, Muslim dan lainnya) .
Termasuk ihsan atau kebaikan adalah melaksanakan amar makruf dan nahi munkar, dan memaafkan kesalahan orang lain.
ومن الاحسان  إكرام الضيف والجيران وإيتاء ذي القربى   
Dan juga memuliakan tamu dan tetangga dekat maupun jauh dan bersedekah ke آل القربى keluarga dekat.
dan dari ihsan/kebaikan  itu juga termasuk lemah lembut dari seorang tuan atau  majikan kepada khadim atau pembantunya bahkan kepada al bahaim atau binatang yang ada.
Kemudian masih pada surat An-nahl ayat 90 Alloh ta'ala melarang dari perbuatan yang keji, yaitu perbuatan dosa-dosa besar seperti kejahatan, pembunuhan, zina, Riba, menipu/al ghisy dan dosa-dosa besar lainnya. Dan juga seperti riya, sombong, mengkultuskan atau memohon kepada makhluk termasuk dari dosa besar. Dan melarang dari kemungkaran dan permusuhan.
Dan Mari kita berharap kepada Alloh agar mampu berbuat adil dan berbuat kebaikan serta manjauhkan kita dari perbuatan yang keji dan munkar serta permusuhan.

24 Sep 2011

Pesan Mbah Mun

Ulama kharismatik KH Maimun Zubair, pengasuh Pon-Pes Al-Anwar Sarang Rembang, yang telah berkunjung ke negeri zawiyah Maroko selama 5 hari, memberi kesan tersendiri bagi kami mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Maroko .

Di usianya yang sudah senja, memasuki umur 83 tahun, Mbah Mun, sapaan akrab dikalangan santrinya, masih tetap semangat menapaki setiap langkahnya menuju tempat persinggahan untuk memberikan pencerahan. Kami pun merasa sangat senang dengan pencerahan dan tausiah Mbah Mun lewat setiap kalimat yang sangat menggugah dan diplomatis.

Mbah Mun memberikan inspirasi dan dorongan bagi kami yang masih muda dalam menuntut ilmu untuk terus berupaya dan menambah daya gedor semangat jihad tholabul 'ilm, memboyong ilmu peradaban islam yang ada untuk membangun negara menjadi negara yang maju dan modern tidak hanya dalam bentuk fisik tapi juga dalam pemikiran dan lainnya.

Dalam waktu  yang singkat dan usianya yang sepuh, Mbah Mun berkeliling dari satu tempat ke tempat  yang lain. dan setiap tempat yang disinggahi adalah tempat yang penuh berkah. Pertama kali tiba di Bandara Mohammed V Casablanca, beliau langsung ke Rabat Ibu kota kerajaan Maroko. Di kota ini beliau mengisi ceramah tentang Pengembangan Bahasa Arab di Pusat Perlindungan Bhs. Arab Maroko.
Kampus Universitas Ibn Tofail Kenitra, 40 km utara Rabat, menjadi tempat yang tak luput dari persinggahannya. menyampaikan ceramah tentang "Perkembangan dan Kemajuan Islam di Indonesia" dihadapan Civitas  Academica Universitas Ibn Tofail, Pelajar Indonesia dan Pelajar Maroko.

Berturut-turut kota Fes dan Tanger juga menjadi tempat persinggahan. di dua kota ini Mbah Mun mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang merupakan tempat dimana 'islam bisa berkembang dan bertahan hingga sekarang ini.
Setelah serangkaian acara dan kunjungan yang dilakukan, kembali ke Rabat untuk membuka Diskusi yang bertemakan "Membangun Jembatan Peradaban Negara-Negara Islam" yang sejak awal digagas oleh Duta Besar RI H. Tosari Widjaja.

Dalam diskusi yang sangat menarik ini, bertempat di kediaman bapak Dubes di Wisma Duta, Mbah Maimun dan diikuti oleh Ulama-ulama Maroko serta dihadiri oleh Mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko serta Masyarakat Indonesia di Maroko.
Setelah Acara Diskusi, Mbah Mun beramah tamah dengan para Mahasiswa, satu-persatu mencium tangan Mbah Mun sebagai bentuk takdzim kepada guru sekaligus ulama besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Penulis merasakan getaran dan kharismatik melalui tangan beliau yang diulurkan. sebuah perasaan yang sangat damai dan lega bisa bertemu dan beranah tamah dengan ulama kharismatik untuk mengambil hikmah, khibroh dan mau'idzoh dari beliau.

Sebelum Mbah Mun hendak masuk untuk istirahat, beliau berpesan untuk segenap Mahasiswa Indonesia, "Teruslah menuntut ilmu, selagi kesempatan masih ada, karena masa depan bangsa ada ditangan kalian. setelah berpesan, beliau sempat mendoakan para Mahasiswa agar sukses dalam menuntut ilmu".

16 Sep 2011

Kunjungan Rohani KH Maimun Zubair di Fes

Berkunjung ke Madrasah Quaraouiyine (baca qarawiyyin -red) menjadi salah satu agenda kunjungan KH. Maimun Zubair Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah selama di Maroko.

Madrasah Quaraouiyine adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di dunia. Didirikan pada tahun 245 / 857 M, oleh Fatimah Fihriyah, seorang wanita dari kota Kairouan, Tunisia.  Maka, nama Quaraouiyine pun diambil dari kata Kairouan ini.

Tempat pertama yang dikunjungi di komplek ini adalah Madrasah al-Shaffarin, madrasah ini sebenarnya merupakan kamar-kamar untuk santri-santri Jami' Quaraouiyine (Jami' berarti masjid –red). Dulu pernah ada santri dari Indonesia yang mondok di sini yaitu Ustad Amrul Qois dari Jakarta.

Di dalam salah satu kamar Madrasah al-Shaffarin ini terdapat mauqifnya Imam Jazuli di mana beliau gunakan untuk mengarang kitab shalawat Dalail al-Khoirat.
Kemudian tempat yang dikunjungi adalah gudang ilmu perpustakaan Quaraouiyine. Biasanya tempat ini dilarang untuk dijadikan tempat tourist, tapi dengan kharisma Mbah Kyai Maimun, serta keikutsertaan Ibu Dubes, pegawai perpustakaan pun mempersilahkan dengan ramah kunjungan rombongan ini.

Di perpustakaan Quaraouiyine ini kitab-kitab berjejeran di rak buku dengan tersusun rapi. Mbah Kyai pun sempat membuka-buka kitab dan membaca kitab yang dipilih hampir 15 menit di situ.

Kepala Perpustakaan mengatakan  bahwa perpustakaan Quaraouiyine memiliki 4.000 lebih manuscript yang di simpan di sini, dan kebanyakannya sudah di foto atau masuk dalam micro film untuk dibaca oleh para ahlinya.

Ketika adzan dhuhur menggema, rombongan segera masuk ke Jami' Quaraouiyine dan melakukan shalat dhuhur berjamaah karena pintu masjid hanya akan dibuka ketika waktu solat saja. Ketika selesai mereka akan menguncinya.

Setelah Mbah Kyai berdiri di shaf paling depan. Ketika itu, beliau bertanya kepada Muhammad Ayman, S.HI yang menjadi pemandu Mbah Kyai, mengapa orang-orang pada solat miring ke kiri?

"Dulu bangunan Masjid Quaraouiyine dibangun ketika belum tahu arah kiblat. akan tetapi setelah beberapa ratus tahun baru diketahui kesalahan tersebut. Oleh sebab itu mereka merubah arah kiblat akan tetapi bangunan tetap sama" Jawab Ayman, Mahasiswa Malaysia di Maroko yang pernah mengenyam ilmu di Pon-Pes Raudlatul 'Ulum, Kencong-Kepung-Kediri-Jawa Timur selama 13 tahun.

"Perkara ini langsung ditolak oleh KH Maimun Zubair. Beliau berkata itu tidak sepatutnya berlaku. Karena dalam 4 mazhab yang penting adalah dalail al-qiblat. Jadi, dengan menghadap arah timur sudah benar. Ini berbeda dengan mazhab Syiah menurut beliau" tutur Ayman mengutip penjelasan Romo Kyai.

"Perkara ini ditegur beliau karena isu perubahan kiblat masjid di Indonesia yang juga seperti di dalam film Sang Pencerah" lanjutnya.

Setelah itu Romo Kyai diperkenalkan dengan Imam Masjid Quaraouiyine. Dan melihat-lihat kursi di masjid yang bertingkat-tingkat menyerupai kursi khatib jumat di mana kursi tersebut adalah tempat duduk Syuyukh Quaraouiyine untuk mengajar. Jami' Quaraouiyine merupakan tempat menuntut ilmu seperti pesantren di Indonesia.

Setelah selesai berkunjung di komplek Jami' Quaraouiyine, Rombongan berangkat menuju ke Maqam Syeikh Tijani. Di sana langsung disambut oleh Pimpinan  Thoriqoh tersebut. Dan dilanjutkan dengan membaca tahlilan dan doa bersama.

Ketika sudah selesai, Rombongan yang disertai Ibu dubes Mahsusoh Ujiati dan Staf KBRI Pelaksana Fungsi Pensosbud Suparman Hasibuan,  berangkat menuju kendaraan untuk selanjutnya berangkat ke tempat tujuan terakhir di kota Fes yaitu Maqam Abu Bakar Ibnu al-Arabiy, pengarang Tafsir al-Ahkam al-Qur'an yang masyhur.(Ba)

Menara Masjid Quaraouiyyine
Sumber : ppimaroko.org

Maroko Butuh Peran Ulama Indonesia

Rabat, Guru Besar Ilmu Sejarah dan Perbandingan Agama Universitas Ibn Tofail (UIT) Kenitra Maroko, Prof  Dr. Mariam Ait Ahmed mengungkapkan, ulama Maroko harus belajar pada ulama Indonesia.

”Maroko dengan ulama-ulamanya mungkin telah ikut berperan bagi Islam di Indonesia pada awal penyebarannya. Tapi saat ini Maroko butuh peran Indonesia.”

Mariam Ait Ahmed mengatakan, Maroko dan Indonesia harus saling belajar dan bertukar pengalaman dengan segala kemajuan yang telah dicapai orang Islam Indonesia.

“Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia saat ini. Ini penting bagi perkembangan dunia Islam,” tegasnya.

Mariam Ait Ahmed mengungkapkan hal itu pada sebuah forum ilmiah di mana Pengasuh Pesantren Al-Anwar KH Maimun Zubair menyampaikan  pidato di Fakultas Sastra dan Humaniora, Universitas Ibnu Tofail (UIT), Kenitra, 30 km dari Rabat, Maroko, Rabu (14/9).
Sementara itu, KH Maimun Zubair (85) yang berpidato dengan judul “Perkembangan dan Kemajuan Islam di Indonesia” menyampaikan bahwa Maroko punya andil besar dalam proses pengetahuan keislaman di Indonesia.

 “Kitab dasar nahwu al-Ajurrumiyah karya Imam Sonhaji dan kitab amalan harian Dalalil Al Khairat karya Imam Jazuli dipakai oleh mayoritas muslim di Indonesia. Hubungan Indonesia-Maroko sesungguhnya seperti hubungan murid dan guru,” ungkapnya.

"Ilmu pertama yang masuk di dalam dadaku adalah kitab al-Ajjurumiyyah fi al-Nahwi, maka ilmu pertama yang masuk dalam dadaku adalah ilmu ulama Maroko"

Mbah Maimun menjelaskan bahwa masyarakat di Indonesia mengenal Maroko sejak Ibn Batutah (pengelana muslim termasyhur, red.) menginjakkan kaki di Nusantara. Dan hingga saat ini, jelasnya, kitab-kitab ulama Maroko menjadi pelajaran wajib bagi pesantren-pesantren di Indonesia.

“Sejak Islam awal hingga kini, Indonesia terus menjalin hubungan dengan Maroko,” lanjutnya.

“Masyarakat muslim Indonesia sesungguhnya mencintai Maroko secara zohir dan batin sejak dahulu kala”, ujar Mbah Maimun, demikian KH Maimoen Zubair.

Dalam kunjungan Muhibbah pertama kalinya ke Maroko ini, Mbah Maimun akan bertemu Sekjen majlis ulama Maroko Prof. Dr. Ahmed Yesif, mursyid Thoriqoh Tijaniyah Syekh Syarif Mohamed Al Kabir Al Tijani. Dia juga mengunjungi beberapa kampus penting, di antaranya Kampus Ma'had Al Atiq Imam Nafi di kota Tanger serta mengadakan diskusi.

Di akhir forum, Mbah Maimun menerima cinderamata penghargaan dari Dr. Ahmed El Mahmoudi berupa kitab Tasawuf Al Durroh Al Kharidah Syarh  Al Yaqutah Al Faridah karangan ulama Maroko Muhammad Abdul Wahid As Sousi.

Forum ilmiah itu digelar atas kerjasama KBRI Rabat dengan UIT. Tampak hadir Duta Besar RI untuk kerajaan Maroko Tosari Widjaja dan Ibu, Rektor UIT Prof. Abderrahmane Tenkoul, Dekan Fakultas Sastra & Humaniora Prof. Dr. Abdelhanine Belhaj, Ketua Program Studi Islam Prof. Dr. Salam Abrich, para staf KBRI Rabat, dosen, mahasiswa dari berbagai fakultas di UIT serta Pehimpunan Pelajar Indonesia di Maroko.
 
 
Sumber : http://ppimaroko.org

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes